Sandiwartanews.com – Kuningan, Jawa Barat – Di tengah hiruk pikuk pembangunan dan tuntutan modernisasi, Kabupaten Kuningan mengambil langkah progresif yang menyentuh inti kemanusiaan. Hari Jumat, 4 Juli 2025, menjadi saksi bisu peluncuran sebuah inisiatif yang bukan sekadar program, melainkan sebuah gerakan moral. Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, memimpin langsung agenda bersepeda yang memPesona, mengayuh dari Pendopo Kabupaten menuju jantung Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cigugur. Kegiatan ini bukan hanya tentang kebugaran fisik, melainkan penanda dimulainya program Jum’at BERSEPEDA, sebuah akronim yang sarat makna: Bersih, Sehat, Peduli, dan Damai.
Antusiasme warga begitu terasa. Sejak pagi, jalanan yang dilalui rombongan Bupati dipenuhi senyum dan lambaian tangan. Udara segar Kuningan menyapa setiap kayuhan pedal, menciptakan harmoni antara alam dan semangat kebersamaan. Setibanya di halaman Kelurahan Cigadung yang asri, pusat kegiatan sudah ramai dipadati warga, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan para Camat. Tanpa ragu, Bupati Dian langsung bergabung dalam sesi senam bersama, meleburkan diri di antara masyarakat, sebuah pemandangan yang jarang terlihat di banyak daerah. Ini adalah pesan nyata: pemimpin dan rakyat adalah satu kesatuan, bergerak dalam ritme yang sama.
Dalam sambutannya yang penuh inspirasi, Bupati Dian menegaskan bahwa Jum’at BERSEPEDA jauh melampaui sekadar kegiatan olahraga. “Program ini bukan hanya untuk membakar kalori, melainkan untuk membakar semangat gotong royong dan membangun karakter ASN serta masyarakat secara menyeluruh,” ujarnya, suaranya mantap namun penuh kehangatan. Ia menjelaskan secara gamblang filosofi di balik akronim BERSEPEDA. “Kita diajak untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong (Bersih), memastikan lingkungan sekitar kita bersih, dan jiwa kita juga bersih dari hal-hal negatif. Kemudian, kita membiasakan pola hidup sehat melalui senam, jalan kaki, lari, dan tentu saja, bersepeda (Sehat). Tubuh yang sehat adalah wadah bagi pikiran yang jernih dan tindakan yang produktif.”
Lebih jauh, Bupati menekankan dimensi sosial yang tak kalah penting. “Kita harus meningkatkan empati sosial dan peduli lingkungan sehat (Peduli). Lingkungan yang bersih dan sehat adalah tanggung jawab kita bersama, dan empati terhadap sesama adalah fondasi masyarakat yang kuat. Terakhir, tujuan kita adalah membangun suasana pelayanan publik yang tenang dan harmonis (Damai). Ketika ASN melayani dengan hati yang damai, masyarakat pun akan merasa nyaman dan tenang,” papar Bupati, seraya disambut tepuk tangan riuh dari hadirin.
Momen paling mengharukan terjadi ketika Bupati Dian secara simbolis menyerahkan bantuan sembako kepada sejumlah warga yang membutuhkan. Salah seorang penerima, Bapak Nanang, ternyata adalah sahabat lama Bupati. Pertemuan tak terduga ini memicu suasana haru yang mendalam. Keduanya berpelukan hangat, sorot mata penuh kenangan dan rasa syukur. Pemandangan ini menggetarkan hati banyak orang yang menyaksikannya, menjadi bukti nyata bahwa di balik jabatan dan protokol, ada kemanusiaan dan ikatan personal yang tak lekang oleh waktu.
“Pelayanan prima itu tidak identik dengan anggaran besar atau gedung megah,” kata Bupati dengan nada bergetar, menatap Bapak Nanang dan seluruh warga. “Tapi dengan hati yang tulus dan empati kepada masyarakat. Itu adalah kemewahan hari ini.” Pernyataan ini bukan hanya retorika, melainkan manifestasi dari filosofi kepemimpinan yang ia anut: melayani dengan hati. Kata “kemewahan” yang ia gunakan bukanlah tentang harta benda, melainkan tentang koneksi manusiawi yang tulus, tentang sentuhan yang mengembalikan harapan, dan tentang kehadiran pemerintah yang dirasakan langsung oleh rakyatnya.
Di sisi lain, Asisten Daerah III, Dadi Hariadi, memberikan laporan teknis mengenai program ini, namun dengan narasi yang tetap menyentuh. “Jum’at BERSEPEDA akan menjadi kegiatan rutin bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) setiap hari Jumat,” jelasnya. “Kami ingin menciptakan ASN yang tidak hanya sehat secara jasmani, tapi juga sehat dalam berpikir dan bertindak, serta peduli terhadap masyarakat. Program ini menjadi langkah awal membangun pelayanan publik yang lebih bersahaja, lebih dekat, dan lebih bermakna.”
Dadi Hariadi juga menambahkan bahwa inisiatif ini dirancang untuk menciptakan budaya kerja yang berbeda di lingkungan birokrasi Kuningan. “Kami ingin ASN tidak hanya duduk di balik meja, tetapi juga turun langsung ke lapangan, merasakan denyut nadi masyarakat. Ini adalah tentang menciptakan ASN yang lebih humanis, yang memahami betul kebutuhan rakyatnya,” imbuhnya. Program Jumat BERSEPEDA, dengan segala dimensi sosial dan spiritualnya, diharapkan menjadi gerakan bersama yang menguatkan semangat kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat. Ia tidak hanya membentuk tubuh yang bugar, tetapi juga membentuk jiwa yang peka, empati, dan penuh dedikasi. Ini adalah langkah besar Kabupaten Kuningan menuju tata kelola pemerintahan yang lebih inklusif, responsif, dan, yang terpenting, berhati nurani. Sebuah langkah yang akan mengayuh Kuningan menuju masa depan yang lebih Bersih, Sehat, Peduli, dan Damai bagi seluruh warganya.