sandiwartanews.com – Gunung Ciremai merupakan gunung tertinggi di Provinsi Jawa Barat, dengan ketinggian mencapai 3.078 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung ini termasuk dalam kategori gunung berapi aktif, yang berarti masih memiliki potensi aktivitas vulkanik dan terus dipantau secara berkala oleh otoritas kebencanaan, terutama oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Secara administratif, Gunung Ciremai terletak di perbatasan tiga kabupaten, yaitu:

  • Kabupaten Kuningan di sisi timur dan tenggara,
  • Kabupaten Majalengka di sisi barat dan barat daya, serta
  • Kabupaten Cirebon di sisi utara.

Letak geografis yang berada di antara tiga wilayah ini membuat Gunung Ciremai memiliki nilai strategis baik dari sisi ekologi, sosial, ekonomi, maupun pariwisata. Selain menjadi sumber air dan daerah resapan penting bagi masyarakat di sekitarnya, kawasan Gunung Ciremai juga menjadi pusat konservasi dan pelestarian alam melalui Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) yang luasnya mencapai lebih dari 15.000 hektare.

Gunung Ciremai dikenal memiliki bentuk kerucut yang hampir simetris, dengan kawah di puncaknya yang cukup dalam. Aktivitas vulkaniknya pada masa lalu membentuk lapisan tanah yang subur di wilayah sekitarnya, menjadikan daerah-daerah kaki gunung ini sebagai kawasan pertanian produktif, terutama untuk tanaman hortikultura, seperti sayuran, kopi, dan buah-buahan.

Secara geologis, Ciremai termasuk dalam jajaran gunung api kuarter yang terbentuk akibat aktivitas tektonik di Pulau Jawa. Letusan besar terakhir Gunung Ciremai tercatat pada abad ke-20, meskipun sejak saat itu gunung ini relatif tenang. Namun demikian, statusnya sebagai gunung api aktif tetap memerlukan kewaspadaan dan monitoring berkala oleh lembaga terkait.

Bagi para pendaki dan pecinta alam, Gunung Ciremai adalah salah satu destinasi favorit. Terdapat beberapa jalur pendakian yang dapat diakses, seperti:

  • Jalur Linggarjati (Kabupaten Kuningan): jalur klasik yang cukup menantang,
  • Jalur Apuy (Kabupaten Majalengka): relatif lebih landai dan populer,
  • Jalur Palutungan (Kuningan): menawarkan pemandangan hutan yang lebat dan beragam flora-fauna.

Namun, pendakian ke Gunung Ciremai tidak hanya membutuhkan fisik yang kuat, tetapi juga kesiapan informasi, terutama mengenai cuaca dan status gunung saat itu. Karena merupakan kawasan taman nasional, pengelolaan pendakian dilakukan secara ketat, termasuk dengan sistem kuota dan registrasi daring untuk menjaga kelestarian alam dan keamanan pengunjung.

Dari aspek budaya dan spiritual, Gunung Ciremai juga memiliki nilai penting. Beberapa masyarakat lokal meyakini gunung ini sebagai tempat yang sakral dan memiliki hubungan erat dengan sejarah leluhur serta situs-situs ziarah tertentu yang berada di lerengnya.

Dengan segala keunikan dan perannya baik sebagai elemen geologis, sumber daya ekologis, kawasan wisata, hingga simbol budaya Gunung Ciremai tidak hanya menjadi titik tertinggi di Jawa Barat secara fisik, tetapi juga menjulang sebagai ikon penting bagi keberlanjutan lingkungan dan kehidupan masyarakat di sekitarnya.