Sandiwartanews.com – Kuningan, Jawa Barat – Babak baru pembinaan umat dan penguatan pembangunan daerah di Kabupaten Kuningan resmi dimulai. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kuningan masa khidmat 2025–2030 secara khidmat dikukuhkan pada Senin, 30 Juni 2025. Acara bersejarah yang dilangsungkan di Aula Kuningan Islamic Centre (KIC), Jalan Soekarno, ini dirangkaikan langsung dengan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang akan merumuskan arah strategis organisasi ke depan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Pengukuhan ini bukan sekadar seremoni, melainkan penegasan komitmen para ulama dan umara (pemimpin pemerintahan) untuk berjalan beriringan demi kemaslahatan masyarakat Kuningan. Suasana optimisme dan harapan terasa kental mewarnai seluruh rangkaian acara, menandai dimulainya era kolaborasi yang lebih erat antara dimensi spiritual dan kepemimpinan formal.

Khadimul Ummah, Shodiqul Umara: DNA Pelayanan MUI Kuningan

Dalam sambutannya yang penuh inspirasi, Ketua Umum MUI Kuningan yang baru dikukuhkan, Drs. KH. Dodo Syarif Hidayatullah, M.A., menegaskan kembali esensi peran MUI. “Ulama dan para kiai yang tergabung dalam organisasi MUI Kabupaten Kuningan akan tetap istiqomah sebagai khadimul ummah (pelayan masyarakat) serta shodiq ul umara (mitra pemerintah) menuju khoiru ummah (umat yang baik),” ujar K.H. Dodo Syarif Hidayatullah dengan nada mantap.

Pernyataan ini bukan hanya retorika, melainkan cerminan dari filosofi pelayanan yang menjadi pijakan utama MUI. K.H. Dodo Syarif Hidayatullah juga secara khusus mengajak seluruh pengurus baru MUI untuk menginternalisasi mindset melayani. Beliau mendefinisikan “orang penting” sebagai individu yang peduli terhadap kepentingan orang lain, termasuk kepentingan untuk berkhidmat di MUI. Penekanan pada pelayanan ini menunjukkan komitmen MUI untuk selalu berada di tengah-tengah masyarakat, merespons kebutuhan, dan memberikan bimbingan.

Bupati Dian: Simfoni Indah Menuju Kuningan Melesat

Sambutan hangat juga datang dari pucuk pimpinan daerah. Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., menyambut kepengurusan baru MUI dengan penuh antusiasme, menyebutnya sebagai “sumber optimisme dan energi baru bagi pembangunan daerah.” Bupati Dian tak ragu melukiskan kolaborasi antara ulama dan umara sebagai “simfoni yang indah” yang esensial untuk mewujudkan visi “Kuningan Melesat.”

Kolaborasi yang diibaratkan simfoni ini mengisyaratkan harmoni dalam gerak, sinergi dalam tujuan, dan keselarasan dalam upaya mencapai kemajuan. Lebih dari itu, Bupati Dian menitipkan harapan besar kepada MUI agar menjadi garda terdepan dalam menangkal berita bohong (hoaks) yang kerap memecah belah masyarakat. Ini adalah tantangan krusial di era disinformasi, dan peran ulama sangat vital dalam membimbing umat agar tidak terjebak dalam pusaran hoaks.

Keterbukaan Bupati Dian terhadap masukan dan koreksi dari MUI juga patut dicatat. “Kami minta bimbingannya dalam menjalankan kebijakan pemerintahan, mohon koreksi dan diaping (dibimbing). Komitmen sinergi ini adalah ikhtiar kita bersama untuk mewujudkan Kuningan yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” pungkas Bupati Dian, menegaskan bahwa kemajuan daerah membutuhkan arahan moral dan spiritual dari para ulama. Harapan Bupati adalah agar MUI segera merumuskan program kerja strategis dalam Rakerda untuk mengawal pembinaan umat dan mengimplementasikan sinergi yang telah dicanangkan bersama pemerintah daerah.

11 Program Kerja Strategis: Menjawab Tantangan Zaman

Dr. H. M. Nurdin, Sekretaris MUI Kabupaten Kuningan, dalam laporannya mengenai Rakerda, memaparkan bahwa sebanyak 11 program kerja strategis telah dibahas untuk lima tahun mendatang. Program-program ini mencakup berbagai aspek kehidupan keagamaan dan sosial kemasyarakatan, menunjukkan cakupan peran MUI yang luas.

Di antara program-program tersebut adalah Komisi Fatwa, Pengembangan Ukhuwah Islamiyah, Pengembangan Dakwah dan Masyarakat Islam, Peningkatan Kerukunan Antar Umat Beragama, Pengembangan Pendidikan Islam dan Kaderisasi Ulama, serta Pengkajian dan Penelitian. Ini adalah fondasi penting untuk memastikan ajaran agama tetap relevan dan memberikan solusi bagi permasalahan umat.

“Selain itu, juga dibahas program Pengembangan Organisasi, Informasi, Media Massa dan IT, Hukum dan Perundang-undangan, Pemberdayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga, Pemberdayaan Ekonomi Umat, dan Program Pembinaan Seni Budaya Islam,” tutur HM Nurdin. Daftar program yang komprehensif ini menunjukkan kesadaran MUI terhadap dinamika masyarakat modern dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan teknologi serta isu-isu kontemporer seperti pemberdayaan perempuan dan ekonomi umat.

Agama dan Kekuasaan: Saudara Kembar yang Tak Terpisahkan

Penguatan konsep sinergitas juga digaungkan oleh Ketua Umum MUI Jawa Barat, Prof. Dr. H. Rachmat Syafi’i. Mengutip pandangan Imam Al-Ghazali, beliau mengibaratkan agama dan kekuasaan sebagai “saudara kembar” yang tak terpisahkan. “Kekuasaan yang berlandaskan agama memiliki tujuan dan arah yang jelas karena didasarkan pada nilai-nilai agama. Tanpa agama, kekuasaan bisa menjadi buta atau disalahgunakan,” sebut Prof. Rachmat Syafi’i.

Metafora ini menggarisbawahi pentingnya dimensi etika dan moral dalam setiap kebijakan dan tindakan pemerintah. Ketika kekuasaan dijiwai oleh nilai-nilai agama, maka tujuannya akan selaras dengan kemaslahatan umum dan keadilan. Prof. Rachmat Syafi’i juga berpesan agar program kerja MUI Kuningan tidak hanya inovatif, tetapi juga berkelanjutan (Istiqraiyah) untuk menjawab tantangan zaman seperti disinformasi keagamaan.

Pengukuhan, ta’aruf, dan Rakerda Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kuningan masa khidmat 2025–2030 ini mengusung tema sentral: “Sinergitas Ulama dan Umara dalam Penguatan Pembinaan Umat”. Sebuah tema yang tidak hanya relevan, tetapi juga menjadi cetak biru bagi kemajuan Kuningan di masa depan.

Adapun jajaran pengurus inti MUI Kabupaten Kuningan masa khidmat 2025–2030 terdiri dari Drs. KH. Dodo Syarif Hidayatullah, M.A. sebagai Ketua Umum dan Dr. H. Muhamad Nurdin, S.Ag., M.Pd.I. sebagai Sekretaris. Sementara itu, Dewan Pertimbangan MUI Kuningan diketuai oleh KH. Dodo Murtado, Lc., dengan Wakil Ketua Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., beserta sembilan anggota lainnya. Dengan komposisi pengurus yang kolaboratif ini, harapan untuk Kuningan yang lebih baik, sejahtera, dan religius bukan lagi mimpi, melainkan target yang siap diwujudkan bersama.