Palu, Sandiwartanews.com – Korem 132/Tadulako bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah melangkah maju dalam memperkuat fondasi kedamaian. Kamis, 10 Juli 2025, Aula Songgolangi Makorem 132/Tdl di Kota Palu menjadi saksi digelarnya kegiatan sosialisasi penting: penguatan pemahaman moderasi beragama bagi para Bintara Pembina Desa (Babinsa). Kegiatan ini bukan sekadar pertemuan rutin, melainkan sebuah ikhtiar strategis untuk membekali para Babinsa, yang merupakan ujung tombak TNI di tengah masyarakat, dengan pemahaman yang mendalam mengenai pentingnya moderasi beragama.
Para Babinsa memiliki peran krusial. Mereka adalah mata dan telinga TNI di desa, berinteraksi langsung dengan berbagai lapisan masyarakat dengan latar belakang keyakinan yang beragam. Oleh karena itu, peningkatan pemahaman dan praktik moderasi beragama di kalangan mereka menjadi sangat vital. Tujuan utamanya adalah agar mereka mampu menjadi agen perdamaian, bukan hanya pelindung, melainkan juga penghubung yang menjembatani perbedaan dan meredam potensi konflik.
Komitmen TNI dalam Menjaga Kebinekaan
Dalam sambutannya, Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Deni Gunawan, S.E., yang diwakili oleh Kasrem 132/Tdl Kolonel Inf A.T. Chrishardjoko, S.I.P., menyampaikan apresiasi tinggi kepada FKUB Sulawesi Tengah atas inisiasi kegiatan ini. Beliau menegaskan bahwa moderasi beragama adalah kunci utama dalam menjaga persatuan dan kedamaian di tengah kemajemukan bangsa Indonesia.
“Moderasi beragama bukanlah upaya menyeragamkan keyakinan,” ujar Kasrem, mengutip pernyataan Danrem. “Melainkan cara berpikir, bersikap, dan bertindak secara seimbang—teguh dalam keyakinan, namun tetap menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.” Penekanan ini sangat penting, mengingat masih seringnya terjadi kesalahpahaman tentang konsep moderasi beragama. Ini bukanlah peleburan keyakinan, melainkan kesadaran untuk hidup berdampingan secara damai dalam perbedaan.
Babinsa: Lebih dari Sekadar Pengamat, Menjadi Pengayom
Lebih lanjut, Kasrem 132/Tdl menekankan peran Babinsa sebagai garda terdepan dalam menjaga stabilitas sosial. Di tengah dinamika masyarakat yang kompleks, potensi konflik bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) selalu ada. Di sinilah peran Babinsa menjadi sangat vital, yaitu meredam potensi tersebut sebelum membesar.
“Saya mendorong agar Babinsa bukan hanya menjadi pelindung masyarakat, tetapi juga menjadi penghubung dan penjaga keharmonisan antarumat beragama. Jadilah pengayom, bukan sekadar pengamat,” tegasnya. Pesan ini bukan hanya seruan, melainkan juga sebuah mandat bagi setiap Babinsa untuk aktif terlibat dalam upaya menciptakan lingkungan yang harmonis dan toleran di wilayah binaan masing-masing. Mereka diharapkan mampu memahami aspirasi masyarakat, mengidentifikasi potensi gesekan, dan mengambil langkah-langkah preventif yang tepat.
Sinergi FKUB dan TNI: Membangun Fondasi Kerukunan
Ketua FKUB Sulteng, KH. Zainal Abidin, dalam paparannya menyambut baik kerja sama dengan Korem 132/Tadulako. Ia menjelaskan bahwa fokus kerja sama ini adalah peningkatan pemahaman, kualitas kerukunan, serta implementasi nilai-nilai moderasi beragama di lapangan. Ini berarti, materi sosialisasi yang diberikan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif, sehingga para Babinsa dapat langsung menerapkannya dalam interaksi sehari-hari dengan masyarakat.
“Kami berharap para Babinsa dapat menjadi agen perubahan dan teladan dalam mewujudkan masyarakat yang rukun, harmonis, dan toleran di seluruh wilayah Sulawesi Tengah,” tutur KH. Zainal Abidin. Harapan ini menunjukkan betapa besar potensi yang dimiliki para Babinsa dalam menyebarkan nilai-nilai positif di tengah masyarakat. Dengan bekal pemahaman yang kuat, mereka bisa menjadi panutan dalam bertoleransi dan menghargai perbedaan.
Memicu Energi Positif Berkesinambungan
Kegiatan sosialisasi ini diharapkan tidak hanya berhenti sebagai acara seremonial semata. Lebih dari itu, ia diharapkan menjadi energi positif yang terus menyebar dan memberikan dampak jangka panjang. Melalui peran aktif Babinsa, sinergi dengan para tokoh agama, dan keterlibatan masyarakat, nilai-nilai moderasi beragama akan terus mengakar kuat.
Korem 132/Tadulako, melalui inisiatif ini, menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung upaya menjaga kerukunan dan persatuan nasional. Penguatan pemahaman moderasi beragama di kalangan aparat teritorial adalah langkah konkret untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sebagai bangsa yang damai, harmonis, dan toleran.
Bagaimana peran aktif Babinsa di lapangan dapat lebih efektif dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama di tengah masyarakat yang beragam?