SandiWartaNews.com – Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi terbesar dan paling dinamis di Indonesia, baik dari sisi geografis, historis, maupun administratif. Dengan populasi lebih dari 41,7 juta jiwa dan luas wilayah sekitar 48.000 km², Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak kedua dan PDRB tertinggi kedua setelah DKI Jakarta. Di balik angka-angka tersebut, terdapat sejarah panjang dan proses pemekaran wilayah yang menarik untuk ditelusuri.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Sejarah Pembentukan Provinsi

Provinsi Jawa Timur secara resmi dibentuk pada 12 Oktober 1945. Awalnya, wilayah administratif Jawa Timur terdiri dari tujuh karesidenan: Surabaya, Madura, Besuki, Malang, Kediri, Madiun, dan Bojonegoro. Karesidenan ini menjadi struktur administratif warisan kolonial Belanda yang kemudian dihapus melalui Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950. Proses transformasi tersebut diikuti dengan pengaturan pembentukan kabupaten dan kota melalui UU No. 12, 16, dan 17 Tahun 1950.

Saat itu, Jawa Timur terdiri dari 29 kabupaten, 4 kota besar, dan 4 kota kecil. Hingga hari ini, jumlah wilayah administratif tetap 29 kabupaten, namun jumlah kota bertambah menjadi 9, menandai dinamika pemekaran yang hati-hati namun signifikan.

Pembagian Wilayah Berdasarkan Eks-Karesidenan

  1. Karesidenan Surabaya – Kini terdiri dari Kabupaten Gresik, Mojokerto, Sidoarjo, Jombang, serta Kota Surabaya dan Kota Mojokerto. Surabaya menjadi pusat pertumbuhan utama, dikenal sebagai kota metropolitan kedua di Indonesia setelah Jakarta.
  2. Karesidenan Madura – Meliputi Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Wilayah ini memiliki karakter budaya yang kuat dan keunikan geografis tersendiri.
  3. Karesidenan Besuki – Terdiri dari Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Jember, dan Banyuwangi. Wilayah ini mencakup berbagai destinasi wisata kelas dunia seperti Taman Nasional Baluran dan Gunung Ijen.
  4. Karesidenan Malang – Membawahi Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, serta Kota Malang, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, dan Kota Batu (pemekaran dari Kabupaten Malang tahun 2001). Kota Batu menjadi kota termuda di Jawa Timur.
  5. Karesidenan Kediri – Meliputi Kabupaten Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, dan Nganjuk, serta Kota Kediri dan Kota Blitar. Kediri merupakan pusat industri rokok nasional, sementara Blitar dikenal sebagai tempat peristirahatan terakhir Bung Karno.
  6. Karesidenan Madiun – Mencakup Kabupaten Madiun, Magetan, Ponorogo, Ngawi, dan Pacitan serta Kota Madiun. Pacitan dikenal dengan julukan “Kota Seribu Goa”.
  7. Karesidenan Bojonegoro – Meliputi Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan. Bojonegoro merupakan salah satu daerah penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia.

Sorotan Penting dan Statistik Wilayah

  • Kota Surabaya: Terbesar dan terpadat di Jawa Timur, serta penyumbang PDRB tertinggi.
  • Kota Mojokerto: Terkecil dalam luas wilayah dan populasi.
  • Kabupaten Banyuwangi: Wilayah terluas di Jawa Timur.
  • Kabupaten Pacitan: Memiliki kepadatan penduduk terendah.
  • Kabupaten Sidoarjo & Pasuruan: Menempati peringkat kedua dan ketiga tertinggi dalam PDRB.
  • Kabupaten Malang: Terbesar kedua dari sisi wilayah dan populasi.

Potensi Wisata dan Budaya

Jawa Timur tak hanya unggul dalam aspek ekonomi dan administrasi, tetapi juga pariwisata dan budaya. Gunung Bromo dan Semeru menjadi ikon wisata alam, sementara Kota Batu menjadi sentra wisata keluarga. Budaya Reog di Ponorogo, karapan sapi di Madura, serta seni musik tradisional dan kuliner khas turut memperkaya kekayaan budaya provinsi ini.

Stabilitas dan Keberlanjutan Tata Kelola

Hingga kini, Jawa Timur tetap menunjukkan stabilitas administrasi yang tinggi, terbukti dengan hanya satu kali pemekaran kota sejak tahun 1950. Ini mencerminkan pendekatan selektif dan terukur pemerintah daerah dalam mengelola wilayah dan merespons dinamika sosial-ekonomi masyarakat.

Dengan kekayaan alam, sejarah, dan sumber daya manusia yang luar biasa, Jawa Timur terus memainkan peran strategis dalam pembangunan nasional. Dari pesisir utara hingga lereng selatan Gunung Semeru, setiap jengkal wilayah provinsi ini menyimpan potensi dan sejarah yang layak diapresiasi.