SandiWartaNews.com – 25 Juni 2025. Ketegangan geopolitik di kawasan Teluk memanas. Parlemen Iran secara resmi menyetujui mosi untuk menutup Selat Hormuz, salah satu jalur perairan paling strategis di dunia yang menjadi lalu lintas seperempat pasokan minyak global.
Keputusan yang diambil Minggu malam itu merupakan respons langsung terhadap serangan udara Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan lalu. Meski belum final, mosi tersebut kini menunggu persetujuan dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran dan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
“Setiap pelanggaran terhadap kedaulatan kami akan dibalas dengan tindakan strategis. Penutupan Selat Hormuz adalah hak Iran dalam mempertahankan harga dirinya,” tegas Javad Karimi-Ghodousi, anggota senior parlemen dari Komisi Keamanan Nasional.
Selat Hormuz merupakan jalur sempit sepanjang enam mil laut yang menghubungkan Teluk Persia ke laut lepas. Setiap harinya, sekitar 20 hingga 25 persen pasokan minyak mentah dunia melintasi wilayah ini. Oleh karena itu, ancaman penutupan selat tersebut menimbulkan kekhawatiran mendalam bagi pasar energi internasional.
Sejumlah analis memperkirakan bahwa jika langkah ini benar-benar terealisasi, harga minyak global dapat melonjak tajam, serta berdampak langsung pada stabilitas pasokan energi dunia.
Menanggapi situasi ini, Gedung Putih mengeluarkan peringatan keras. Dalam pernyataannya, pemerintah Amerika Serikat menyebut bahwa setiap upaya penutupan Selat Hormuz akan dianggap sebagai tindakan agresi, dan tak menutup kemungkinan akan memicu respons militer terbuka.
Negara-negara pengimpor utama seperti China, Jepang, dan India turut menyuarakan keprihatinan. Mereka mendesak seluruh pihak untuk menahan diri dan menekankan pentingnya menjaga stabilitas jalur perdagangan energi internasional.
Sementara itu, meski belum ada tindakan fisik berupa penempatan ranjau laut atau blokade kapal tanker, laporan menyebutkan bahwa militer Iran telah meningkatkan kesiapsiagaan armada laut dan rudal pantai di sekitar kawasan Hormuz.
Jika benar-benar terjadi, penutupan Selat Hormuz akan menjadi pukulan besar terhadap ekonomi global, serta berpotensi menyeret kawasan ke dalam konflik militer berkepanjangan. (Sumber: The Guardian, New York Post.)