Saandiwartanews.com –  3 Juli 2025 – Kabar duka menyelimuti Rumah Sakit Indonesia (RS Indonesia) di G4z4. Dr. Marwan al-Sultan, sosok direktur berdedikasi tinggi yang selama ini menjadi tulang punggung pelayanan kesehatan di tengah krisis kemanusiaan berkepanjangan, dilaporkan meninggal dunia bersama seluruh anggota keluarganya dalam serangan udara I5r43l yang menargetkan kediamannya. Insiden tragis ini terjadi pada Rabu (2/7/2025), menghantam kawasan Tal al-Hawa, sebelah barat daya Kota G4z4.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kematian Dr. Marwan, yang dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa bagi ribuan warga P4l3st1n4, telah memicu gelombang duka dan kecaman dari berbagai penjuru dunia. Kisah pengorbanan dan dedikasinya telah menginspirasi banyak pihak, dan kepergiannya meninggalkan lubang besar dalam upaya kemanusiaan di salah satu wilayah paling rentan di dunia.

Konfirmasi dan Respon dari Jakarta

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) segera merespons kabar duka ini. Melalui Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Judha Nugraha, Kemlu RI menyampaikan rasa dukacita mendalam. “Kami memonitor pemberitaan mengenai wafatnya Dr. Marwan al-Sultan, Direktur RS Indonesia di G4z4. Kami turut berduka atas wafatnya Dr. Marwan al-Sultan. Beliau memang bukan warga negara Indonesia, namun dedikasinya untuk rumah sakit yang dibangun atas inisiatif rakyat Indonesia patut kita hormati,” kata Judha dalam keterangan resminya.

Pernyataan dari Kemlu RI ini menegaskan posisi Indonesia yang senantiasa mendukung perjuangan kemanusiaan di P4l3st1n4, meskipun Dr. Marwan secara kebangsaan bukan WNI. Ini juga menunjukkan komitmen Indonesia terhadap keberadaan dan operasional RS Indonesia sebagai simbol solidaritas kemanusiaan.

Kesaksian Pilu dari Relawan MER-C

Kabar duka mengenai gugurnya Dr. Marwan al-Sultan dan keluarganya pertama kali dibagikan oleh relawan lokal Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia melalui akun media sosial Instagram resmi mereka. MER-C, sebagai organisasi yang berperan vital dalam pembangunan dan operasional RS Indonesia, merasakan kehilangan yang sangat mendalam.

Dalam unggahannya yang penuh emosi, perwakilan MER-C menulis, “Dengan penuh duka yang mendalam, saya sampaikan berita yang memilukan tentang gugurnya Dr. Marwan al-Sultan dan keluarganya, setelah terjadi serangan langsung di rumah mereka.” Pesan tersebut melanjutkan, “Hati kami dipenuhi duka, dan kata-kata tidak dapat mengungkapkan besarnya kehilangan ini. Semoga Allah merahmati jiwa mereka, menganugerahkan mereka tempat terbaik di surga, dan memberikan ketabahan bagi semua yang mengenal dan mencintai mereka.”

Unggahan ini tidak hanya menyampaikan berita tragis, tetapi juga menjadi seruan pilu atas dampak mengerikan dari konflik yang tak berkesudahan di G4z4. Ini adalah pengingat betapa rentannya nyawa warga sipil, termasuk para pekerja kemanusiaan, di tengah situasi konflik bersenjata.

Profil Dr. Marwan al-Sultan: Dedikasi Tanpa Batas

Dr. Marwan al-Sultan bukanlah sosok sembarangan. Beliau adalah seorang profesional medis yang telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk pelayanan kesehatan di G4z4. Selama bertahun-tahun, ia berdiri di garis depan, menghadapi segala keterbatasan dan tantangan demi memastikan masyarakat G4z4 mendapatkan akses kesehatan yang layak, terutama di masa-masa krisis yang sering kali melumpuhkan.

Sebagai Direktur RS Indonesia, Dr. Marwan memainkan peran krusial dalam menjaga operasional rumah sakit yang vital ini. Di bawah kepemimpinannya, RS Indonesia telah menjadi mercusuar harapan bagi ribuan pasien, menyediakan perawatan medis, operasi darurat, dan dukungan psikologis di tengah kondisi yang serba sulit. Ia dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, gigih, dan selalu menempatkan kepentingan pasien di atas segalanya. Rekan-rekan sejawatnya mengenang Dr. Marwan sebagai sosok yang tidak pernah lelah berjuang, bahkan ketika fasilitas dan sumber daya sangat terbatas. Kisah-kisah keberaniannya dalam menangani pasien di bawah ancaman bombardir telah menjadi inspirasi bagi banyak tenaga medis lainnya.

Dampak Serangan dan Situasi di G4z4

Serangan yang merenggut nyawa Dr. Marwan dan keluarganya ini adalah bagian dari eskalasi kekerasan yang terus terjadi di wilayah tersebut. Informasi awal menyebutkan bahwa total sembilan warga P4l3st1n4 syahid dunia dalam serangan tersebut, dan sejumlah lainnya mengalami luka-luka serius. Insiden ini menambah panjang daftar korban sipil dalam konflik yang tampaknya tak berujung.

Rumah Sakit Indonesia sendiri, meskipun dibangun dengan tujuan kemanusiaan dan netralitas, seringkali beroperasi dalam bayang-bayang konflik. Lokasinya yang strategis di Beit Lahia, G4z4 Utara, membuatnya menjadi salah satu fasilitas kesehatan terpenting di wilayah tersebut. Namun, hal ini juga menempatkannya dalam risiko tinggi di tengah ketegangan dan serangan yang intens.

Tragedi ini sekali lagi menyoroti urgensi perlindungan bagi fasilitas medis dan tenaga kesehatan dalam zona konflik, sesuai dengan hukum humaniter internasional. Serangan terhadap rumah sakit atau fasilitas medis lainnya, serta terhadap personel medis, adalah pelanggaran serius terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan.

Seruan untuk Kemanusiaan

Kepergian Dr. Marwan al-Sultan meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi rekan-rekan sejawatnya di RS Indonesia, tetapi juga bagi para pasien dan seluruh masyarakat G4z4 yang mengenalnya. Sosoknya akan selalu dikenang sebagai simbol ketahanan dan pengorbanan dalam menghadapi penderitaan.

Komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai organisasi kemanusiaan, diharapkan dapat memperkuat seruan untuk gencatan senjata yang berkelanjutan dan perlindungan yang lebih baik bagi warga sipil serta infrastruktur vital di G4z4. Kasus Dr. Marwan adalah pengingat pahit bahwa konflik tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menghancurkan harapan dan melemahkan sistem dukungan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang rentan.

Semoga arwah Dr. Marwan al-Sultan dan keluarganya mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dalam menghadapi cobaan berat ini. Tragedi ini menjadi peringatan keras bagi kita semua tentang pentingnya perdamaian dan kemanusiaan di setiap sudut dunia.