Malang – Sandiwartanews.com – Masjid Sadji yang berlokasi di Jalan Sarangan, Kota Malang, menjadi salah satu titik pelaksanaan program sosial-keagamaan Berani Hijrah Baik, sebuah inisiatif yang memadukan layanan penghapusan tato gratis dengan pendekatan pembinaan spiritual. Program ini tidak hanya menyasar perubahan penampilan fisik, tetapi juga mendorong peserta untuk mendekatkan diri kepada nilai-nilai keagamaan melalui hafalan Al-Qur’an sesuai kemampuan masing-masing.
Program Berani Hijrah Baik hadir sebagai ruang alternatif bagi masyarakat yang ingin memperbaiki diri dan meninggalkan masa lalu tanpa rasa takut dihakimi. Dalam pelaksanaannya, peserta tidak dibebani persyaratan yang rumit. Penyelenggara menegaskan bahwa niat untuk berhijrah menjadi kunci utama dalam mengikuti kegiatan ini.
Salah satu penggagas program, Sulis Lhovely, menyampaikan secara terbuka konsep kegiatan tersebut saat melakukan siaran langsung di akun TikTok miliknya. Dalam siaran tersebut, Sulis menjelaskan bahwa penghapusan tato dilakukan secara gratis, baik untuk tato sebagian maupun full body, tanpa pungutan biaya apa pun.
“Mau penghapusan tato full badan atau tidak full badan, gratis. Cuma setoran surat Ar-Rahman ayat 1 sampai 5. Intinya kami tidak mempersulit,” ujar Sulis Lhovely saat live, sebagaimana dipantau SandiwartaNews.com ( 14/12/2025).
Ia menambahkan bahwa keterbatasan peserta dalam membaca atau menghafal Al-Qur’an bukan menjadi penghalang. Program ini tetap terbuka bagi siapa saja yang memiliki niat sungguh-sungguh untuk berubah.
“Kalau tidak bisa hafal atau baca Al-Qur’an, bisa baca latin. Yang penting niat ingin berhijrah,” lanjutnya.
Pernyataan tersebut menegaskan pendekatan inklusif yang diusung oleh Berani Hijrah Baik. Program ini tidak menempatkan peserta pada standar kemampuan tertentu, melainkan menyesuaikan dengan kondisi dan latar belakang masing-masing individu. Dengan cara ini, penyelenggara berharap tidak ada jarak antara proses hijrah dan realitas kehidupan peserta.
Selain di Kota Malang, kegiatan penghapusan tato ini juga merupakan bagian dari gerakan nasional bertajuk “Tattoo Removal Moment”. Hingga saat ini, program tersebut tercatat telah menjangkau 32 daerah di berbagai wilayah Indonesia. Capaian ini menunjukkan adanya konsistensi gerakan sosial yang berfokus pada pemberdayaan dan perubahan hidup masyarakat.
Keberhasilan menjangkau puluhan daerah tidak lepas dari keterlibatan relawan dan dukungan masyarakat yang memiliki visi serupa, yakni memberikan kesempatan kedua bagi pemilik tato yang ingin memperbaiki diri. Program ini berjalan secara kolektif dan berbasis kepedulian sosial, tanpa orientasi komersial.
Dalam siaran langsung yang sama, Sulis Lhovely juga menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak bersifat insidental, melainkan dilakukan secara rutin.
“Setiap sebulan satu kali, di minggu kedua di hari Minggu. Nanti kita akan masukkan ke grup,” tambahnya.
Keberadaan grup tersebut dimaksudkan sebagai sarana komunikasi dan pendampingan bagi para peserta. Melalui grup ini, peserta dapat saling berbagi pengalaman, mendapatkan informasi kegiatan lanjutan, serta memperoleh dukungan moral selama proses hijrah berlangsung.
Pelaksanaan program di lingkungan masjid dinilai memiliki makna tersendiri. Masjid Sadji tidak hanya difungsikan sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi ruang pembinaan umat yang lebih luas. Pendekatan ini menghidupkan kembali peran masjid sebagai pusat kegiatan sosial dan spiritual yang menyentuh kebutuhan nyata masyarakat.
Bagi sebagian peserta, tato kerap menjadi simbol masa lalu yang ingin ditinggalkan. Namun, tidak sedikit pula yang terkendala biaya tinggi untuk menghapus tato secara medis. Kehadiran program penghapusan tato gratis ini menjadi jawaban atas persoalan tersebut, sekaligus membuka jalan bagi proses perubahan yang lebih menyeluruh.
Meski menitikberatkan pada aspek spiritual, penyelenggara menegaskan bahwa program ini tidak memaksa peserta untuk berubah secara instan. Proses hijrah dipahami sebagai perjalanan bertahap yang membutuhkan waktu, pendampingan, dan dukungan lingkungan.
Dengan menjadikan niat sebagai dasar utama, Berani Hijrah Baik berupaya menghilangkan stigma negatif terhadap individu bertato yang ingin berubah. Program ini justru mendorong penerimaan sosial dan membangun rasa percaya diri peserta untuk melangkah ke fase kehidupan yang lebih baik.
Hingga kini, respons masyarakat terhadap program Tattoo Removal Moment terbilang positif. Antusiasme peserta di berbagai daerah menunjukkan bahwa masih banyak individu yang membutuhkan ruang aman untuk memulai perubahan tanpa tekanan.
Melalui pelaksanaan rutin, pendekatan yang sederhana, serta keterbukaan terhadap keterbatasan peserta, Berani Hijrah Baik terus memperluas jangkauan manfaatnya. Di Masjid Sadji, Kota Malang, program ini menjadi bukti bahwa hijrah tidak selalu dimulai dari kesempurnaan, melainkan dari niat yang tulus untuk memperbaiki diri.
Dengan menggabungkan penghapusan tato gratis dan pembinaan spiritual yang tidak memberatkan, program ini menghadirkan pesan kuat bahwa perubahan hidup dapat dimulai oleh siapa saja, dari latar belakang apa pun, selama ada kemauan untuk melangkah ke arah yang lebih baik.




