Sandiwartanews.com – Majalengka, Jawa Barat – Pertanyaan mengenai kapan tepatnya Kabupaten Majalengka berdiri dan berapa usianya saat ini masih menjadi teka-teki sejarah yang menarik. Meskipun belum ada tanggal pasti yang secara resmi ditetapkan sebagai hari jadi, jejak sejarah menunjukkan bahwa wilayah yang kini dikenal sebagai Majalengka telah memiliki peradaban dan peran penting jauh sebelum era modern.
Artikel ini membahas mengenai asal-usul dan usia berdirinya Kabupaten Majalengka, menyoroti kaitannya dengan nama lama “Sindangkasih” dan pengaruh Kerajaan Mataram.
Tidak ada tanggal pasti berdirinya Majalengka yang disebutkan, namun catatan sejarah mengindikasikan keberadaannya sebagai Sindangkasih pada abad ke-18 hingga ke-19, dan bahkan lebih awal lagi dengan kaitan peristiwa penangkapan Dipati Ukur tahun 1632.
Pembahasan berpusat pada wilayah Kabupaten Majalengka saat ini, yang dahulu dikenal sebagai Sindangkasih.
Narasumber utama adalah sesepuh dan budayawan Majalengka, Deddy Ahdiat, yang pernah menggali asal-usul kota ini secara supranatural. Data juga merujuk pada catatan Rangga Gempol III dan buku-buku kolonial Belanda.
Pencarian tanggal berdirinya Majalengka didasari oleh keinginan untuk memahami akar sejarah dan identitas wilayah tersebut. Keterkaitan dengan Mataram dan Sumedang Larang memberikan gambaran kompleks mengenai sejarah peradaban di daerah ini.

Penggalian informasi dilakukan melalui berbagai sumber, termasuk penelusuran supranatural oleh Deddy Ahdiat, analisis data dari Rangga Gempol III pada masa VOC, serta kajian terhadap buku-buku kolonial Belanda seperti “Tijdschrift voor neërlands indie” (1844), “Commentaar § 1-1500. II. Staten en Tabellen” (1912), dan “Handleiding bij de beoefening der land- en volkenkunde van Nederlandsch-Oost Indie”.
Majalengka: Dari Sindangkasih hingga “Mataram Peralihan”, Usia pasti Kabupaten Majalengka hingga saat ini belum dapat ditentukan secara definitif berdasarkan data historis yang tersedia. Namun, informasi yang dikumpulkan menunjukkan bahwa wilayah yang sekarang menjadi Kota Majalengka dahulu dikenal sebagai Sindangkasih. Nama ini masih tercatat dalam buku-buku kolonial Belanda hingga abad ke-18 dan ke-19.
Menurut sesepuh dan budayawan Majalengka, “Deddy Ahdiat”, yang pernah menelusuri asal-usul Majalengka secara supranatural dan diliput oleh program “Potret” SCTV, Majalengka disebut sebagai “Mataram peralihan”. Pernyataan ini awalnya membingungkan, namun menjadi masuk akal jika dikaitkan dengan peristiwa penangkapan Dipati Ukur pada tahun 1632. Dalam peristiwa tersebut, tiga umbul dari Priangan Timur — Umbul Sukakerta (Ki Wirawangsa), Umbul Cihaurbeuti (Ki Astamanggala), dan Umbul Sindangkasih (Ki Somahita) — berperan dalam penangkapan Dipati Ukur yang kemudian dibawa ke Mataram dan dihukum mati oleh Sultan Agung. Keterlibatan Umbul Sindangkasih ini secara implisit menunjukkan keberadaan dan peran wilayah Sindangkasih pada masa tersebut.

Jejak Sumedang Larang dan Fungsi Mandala, Data yang dikirimkan oleh Rangga Gempol III pada masa VOC juga menguatkan posisi Sindangkasih. Dalam laporan tersebut, wilayah Sindangkasih (yang saat ini adalah Kota Majalengka) jelas disebutkan sebagai bagian dari Kerajaan Sumedang Larang. Batas kekuasaan Prabu Geusan Ulun dari Sumedang Larang di sebelah timur mencakup Garis Cimanuk–Cilutung ditambah Sindangkasih.
Lebih lanjut, disebutkan bahwa Sindangkasih kemungkinan besar merupakan sebuah Mandala. Meskipun Mandala awalnya merujuk pada tempat suci keagamaan, penyebutannya mencakup wilayah yang lebih luas. Masyarakat yang tinggal di lingkungan Mandala, termasuk generasi pertama orang Sindangkasih-Majalengka, diyakini sebagai orang-orang pilihan yang memiliki pengetahuan agama, pengalaman rohani, dan disiplin diri yang tinggi. Hubungan antara Mandala dan Nagara (pusat kekuasaan) berlangsung baik, karena kedua pihak saling membutuhkan; Nagara membutuhkan Mandala untuk dukungan moral, spiritual, dan doa restu, sementara Mandala dianggap sebagai pusat kesaktian dan kekuatan gaib yang dapat memancarkan pengaruh terhadap Nagara.
Meskipun tanggal pasti berdirinya Majalengka sebagai sebuah kabupaten belum dapat ditentukan, sejarahnya sebagai Sindangkasih yang memiliki kaitan erat dengan peristiwa penting di Jawa Barat dan fungsinya sebagai Mandala menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki akar peradaban yang dalam dan kaya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap lebih jauh mengenai usia dan perkembangan Majalengka dari masa ke masa.