SandiWartaNews.com – Tahukah kamu bahwa setiap kali kita membuka media sosial, menonton YouTube, mengirim pesan, atau bekerja dari rumah, ada jaringan kabel bawah laut raksasa yang diam-diam bekerja menghubungkan dunia?
Faktanya, lebih dari 95% lalu lintas internet global mengalir melalui kabel-kabel serat optik yang membentang di dasar samudra. Jaringan ini meliputi lebih dari 1,4 juta kilometer, setara dengan 35 kali keliling Bumi.
Kabel-kabel ini bukan kabel biasa. Mereka dirancang tahan tekanan laut dalam, terlindungi oleh lapisan baja dan bahan khusus agar sanggup menghadapi gempa bawah laut, jangkar kapal, hingga gangguan dari makhluk laut seperti hiu.
Sejarahnya panjang berawal sejak 1858, ketika kabel telegraf pertama menghubungkan Amerika Serikat dan Inggris. Meski hanya bertahan beberapa minggu, inilah fondasi komunikasi global modern yang kini kita nikmati.
Kini, kecepatan transmisi kabel bawah laut jauh lebih tinggi dibandingkan satelit. Bahkan, satelit hanya menyumbang sekitar 5% dari lalu lintas data dunia. Sisanya? Semua meluncur di dasar laut melalui kabel-kabel ini.
Raksasa teknologi seperti Google, Meta, Amazon, dan lainnya telah membangun jaringan kabel7 bawah laut sendiri untuk mempercepat koneksi antar pusat data mereka di berbagai negara. Hal ini membuktikan betapa vitalnya infrastruktur ini bagi ekonomi digital global.
Indonesia, sebagai negara kepulauan, sangat bergantung pada kabel bawah laut. Sejak awal 2000-an, pemerintah bersama sektor swasta membangun jaringan yang menyambungkan Sabang sampai Merauke menjadi tulang punggung internet nasional.
Namun, meski canggih, kabel ini juga bisa rusak, oleh jangkar kapal, gempa bumi, atau bahkan gigitan hiu. Saat itu terjadi, kapal khusus akan dikirim untuk memperbaikinya. Proses perbaikan bisa memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu.
Tanpa kabel-kabel ini, mungkin kamu tak bisa streaming film, main game online, atau mengirim email. Di balik layar kehidupan digital kita, kabel bawah laut adalah urat nadi dunia modern, sunyi, tersembunyi, namun sangat krusial.
Jadi, lain kali saat kamu menekan tombol “kirim” atau memutar video favorit, ingatlah: di dasar samudra, pahlawan tanpa nama sedang bekerja keras menjaga kita tetap terhubung.