@sandiwartanews.com buya uci #abuyauciturtusicilongok❤❤❤ #cilongokpasarkemis #ponpesabuyauci ♬ suara asli – sandiwartanews.com
Tanggerang – sandiwartanews.com – Nama Abuya KH. Uci Turtusi begitu lekat di hati umat Islam, khususnya warga Banten dan sekitarnya. Sosok yang akrab disapa Abah Uci ini bukan sekadar seorang pendakwah, tetapi juga pewaris tradisi keilmuan dan spiritualitas yang dalam dari para ulama salaf.
Lahir pada 1964 dan wafat pada 2021, Abuya Uci dikenal sebagai pemimpin Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah Cilongok, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. Ia meneruskan estafet kepemimpinan dari ayahandanya, Abuya KH. Ahmad Dimyathi bin KH. Romli, yang wafat pada awal tahun 2001.
Pesantren Al-Istiqlaliyah sendiri berdiri sejak 1957, dan hingga kini menjadi salah satu pesantren salaf berpengaruh di Banten. Di bawah asuhan keluarga besar Abuya Dimyathi, lembaga ini tetap setia menjaga tradisi pengkajian kitab kuning, ciri khas pesantren salafiyah yang menekankan adab, ilmu, dan amaliyah para ulama terdahulu.
Kini, setelah kepergian Abuya Uci, pesantren tersebut dipimpin oleh Abuya KH. Tohawi Romli, salah satu penerus keluarga besar pesantren yang menjaga kesinambungan dakwah dan pendidikan Islam ala Ahlussunnah wal Jamaah.
Dekat dengan Gus Dur dan Habib Luthfi Dalam berbagai pengajian dan ceramahnya, Abuya Uci Turtusi kerap menyinggung nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan. Ia dikenal memiliki hubungan yang sangat akrab dengan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Bahkan, Abuya kerap menceritakan kisah-kisah spiritual dan keteladanan Gus Dur di hadapan jamaahnya.
Tak hanya itu, Abuya juga dikenal bersahabat dengan para ulama besar lain seperti Habib Muhammad Luthfi bin Yahya. Kedekatan ini menunjukkan betapa luas jejaring keulamaan Abuya Uci yang melintasi batas daerah dan generasi.
Warisan Keilmuan dan Spirit Dakwah Ciri khas dakwah Abuya Uci terletak pada bahasa sederhana namun menyentuh hati. Ia mampu membumikan ajaran Islam dengan gaya khas Banten yang santun, penuh humor, namun sarat makna. Di mata para santri dan jamaah, Abuya bukan sekadar guru, melainkan juga figur ayah dan teladan moral.
Pesantren Al-Istiqlaliyah kini menjadi simbol kesinambungan tradisi keilmuan dan spiritualitas. Di bawah kepemimpinan generasi penerusnya, pesantren ini terus mencetak kader ulama dan pendakwah muda yang siap melanjutkan jejak Abuya Uci dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Meninggalkan Teladan Tak Tergantikan Meski telah berpulang, nama Abuya KH. Uci Turtusi tetap hidup di hati umat. Setiap haul, ribuan jamaah dari berbagai daerah memadati kompleks pesantren di Kampung Cilongok, Desa Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis, untuk mengenang sosok ulama kharismatik yang bersahaja itu.
Bagi masyarakat Banten, Abuya bukan hanya guru agama — ia adalah cahaya peradaban, yang ajarannya akan terus menyala di tengah zaman yang berubah.




