SandiWartaNews.com – Di masa lampau, ketika waktu masih bersahabat dengan alam dan hutan belum terjamah, di tanah yang kini dikenal sebagai Papua Barat, hiduplah seorang perempuan sederhana. Suatu hari saat menyusuri rimba, ia menemukan tujuh butir telur misterius yang bersinar tak seperti biasanya. Ia pun membawa pulang telur-telur itu, tak pernah membayangkan bahwa dari sanalah sejarah besar akan bermula.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Empat dari tujuh telur itu kemudian menetas. Bukan menjadi burung atau reptil, melainkan empat pangeran gagah perkasa yang kelak akan membawa kebijaksanaan dan wibawa ke seantero kepulauan. Keempat pangeran tersebut menjadi raja-raja yang memerintah di empat pulau besar:

  1. Waigeo
  2. Salawati
  3. Batanta4. Misool

Dari kisah inilah lahir nama yang kini dikenal dunia: Raja Ampat, yang secara harfiah berarti Empat Raja.

Namun, tidak semua telur itu menetas seperti saudara-saudaranya. Tiga lainnya memiliki takdir yang berbeda dan tak kalah misterius:

  • Satu menghilang secara tak terjelaskan, ditelan rahasia alam.
  • Satu menjadi batu, abadi dalam diam dan dipercaya menyimpan kekuatan gaib.
  • Dan satu lagi berubah menjadi makhluk penjaga, roh pelindung wilayah yang disakralkan oleh penduduk setempat.

Legenda ini tak sekadar dongeng pengantar tidur. Ia menjadi akar budaya masyarakat Raja Ampat, hidup berdampingan dengan kekayaan alam yang luar biasa. Kini, Raja Ampat dikenal sebagai permata bahari Indonesia, tempat di mana karang-karang menari, ikan-ikan warna-warni berseliweran, dan warisan budaya terus dijaga dari generasi ke generasi.

Raja Ampat bukan hanya milik Papua Barat. Ia adalah kisah tentang asal, tentang harmoni, dan tentang bagaimana legenda hidup berdampingan dengan kenyataan.