SandiWartaNews.com – Bekasi, Jawa Barat — Sebuah video rekaman CCTV yang memperlihatkan aksi kekerasan anak terhadap ibu kandungnya di Bekasi menjadi viral dan memunculkan gelombang keprihatinan luas dari masyarakat. Peristiwa ini terjadi di teras rumah korban, yang tampak tergolek setelah dipukuli dan diseret oleh anak laki-lakinya hanya karena tidak memberikan uang sebesar Rp30 ribu.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kejadian kekerasan itu menunjukkan seorang pria muda, yang kemudian diketahui adalah anak kandung korban, melakukan pemukulan dan penyeretan terhadap ibunya sendiri. Aksi tersebut terekam CCTV dan tersebar luas di media sosial pada awal pekan ini. Dalam video berdurasi singkat itu, korban tak melakukan perlawanan, hanya pasrah dihajar anaknya.

Insiden tersebut terjadi pada hari Minggu, 23 Juni 2025, dan langsung menjadi perhatian publik usai videonya tersebar dan diberitakan oleh berbagai media nasional.

Peristiwa memilukan ini terjadi di sebuah rumah sederhana di wilayah Bekasi, Jawa Barat. Lokasi persisnya tidak disebutkan secara resmi oleh pihak kepolisian untuk menjaga privasi korban.

Korban merupakan seorang ibu rumah tangga berusia sekitar 60-an tahun. Pelaku kekerasan adalah anak kandungnya sendiri, berinisial MI (21), yang kini telah diamankan oleh aparat kepolisian.

Berdasarkan informasi awal yang dihimpun, kekerasan terjadi karena pelaku marah setelah permintaan uang tunai sebesar Rp30 ribu ditolak oleh sang ibu. Kekecewaan dan amarah pelaku kemudian memuncak dan berujung pada tindakan penganiayaan. Namun demikian, penyebab utama masih dalam proses pendalaman lebih lanjut oleh pihak berwenang.

Kepolisian setempat telah menangkap pelaku dan sedang melakukan proses pemeriksaan. Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mendengar kasus ini langsung mengunjungi korban untuk memberikan dukungan moral dan bantuan. Ia juga menyatakan akan membantu melunasi utang korban, yang disebut-sebut menjadi salah satu beban hidupnya.

Refleksi Sosial: Saat Anak Menjadi Ancaman di Rumah Sendiri

Kasus ini menyisakan banyak pertanyaan. Bukan hanya tentang tindakan durhaka seorang anak kepada ibunya, tetapi juga tentang relasi yang rapuh antara orang tua dan anak di tengah krisis ekonomi, sosial, dan emosional yang mendera banyak keluarga.

Apakah cukup dengan menghukum pelaku? Atau sudah waktunya kita melakukan pembenahan lebih mendasar di ranah keluarga, pendidikan, dan sistem sosial?

Tragedi ini menyingkap realitas yang selama ini mungkin tersembunyi: bahwa sebagian anak tumbuh dalam lingkungan yang minim nilai, tanpa pengasuhan emosional yang sehat, dan terbebani oleh krisis yang tidak terselesaikan. Sementara sebagian orang tua berjuang keras memenuhi kebutuhan hidup, tetapi kehilangan waktu dan kekuatan untuk membentuk karakter.

Seruan Publik: Perkuat Ketahanan Keluarga, Bukan Sekadar Reaksi Setelah Viral

Kasus seperti ini seharusnya tidak berhenti pada proses hukum dan sensasi media. Diperlukan langkah konkret untuk memperkuat ketahanan keluarga, baik melalui kebijakan pemerintah, dukungan masyarakat, maupun perubahan cara pandang dalam mendidik anak.

Media sosial dan teknologi telah membuat kasus-kasus seperti ini mudah viral. Tapi tugas kita bukan hanya menyebarkan kemarahan. Tugas kita adalah mencegahnya terjadi lagi.