Sandiwartanews.com – Kuningan, Di tengah hiruk pikuk kehidupan dan dinamika birokrasi, sebuah potret kemanusiaan yang mendalam tersaji di sudut Kota Kuningan. Keluarga Besar Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (DP KORPRI) Kabupaten Kuningan menunjukkan wajah kepeduliannya, merajut asa bagi seorang pensiunan dini Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kini bergulat dengan cobaan berat. Kunjungan yang penuh empati ini dilakukan pada Senin (30/6/2025), oleh Ketua DP KORPRI Kuningan, Beni Prihayatno, S.Sos., M.Si., bersama jajaran pengurus, menyambangi Udin, mantan abdi negara yang kini didera penyakit stroke dan Parkinson.
Pergulatan Hidup di Balik Dinding Kontrakan Sederhana
Rumah kontrakan sederhana di Blok Ciketug, Kelurahan Winduhaji, Kecamatan Kuningan, menjadi saksi bisu perjuangan Udin dan keluarganya. Di sanalah, Udin, bersama sang istri, Yuli, dan kedua anaknya, mencoba bertahan di tengah badai cobaan. Tubuhnya kini tampak kaku, digerogoti penyakit yang datang tanpa permisi beberapa waktu terakhir. Parkinson, dengan getaran tak terkendali dan kekakuan sendi, telah merenggut kemandirian Udin, memaksanya menerima kenyataan pahit sebagai pensiunan dini yang tak lagi bisa berkarya. Stroke, yang datang kemudian, kian memperparah kondisinya, menambah daftar panjang penderitaan yang harus ia pikul.
Kondisi kesehatan Udin yang menurun drastis secara otomatis berdampak pada stabilitas ekonomi keluarganya. Sebuah dilema klasik yang seringkali menyertai penyakit kronis: biaya pengobatan yang membengkak berbanding terbalik dengan kemampuan finansial yang kian menipis. Beban hidup terasa semakin berat ketika sang anak bungsu, Kanya (16 tahun), seorang siswi berbakat, terpaksa mengubur mimpinya untuk terus bersekolah. Kanya harus putus sekolah saat ia baru saja menginjak bangku kelas 2 SMP Negeri 6 Kuningan. Pendidikan, yang seharusnya menjadi jembatan menuju masa depan lebih baik, terpaksa terhenti di tengah jalan karena kerasnya realita ekonomi.
Untuk menyambung hidup dan memastikan dapur tetap mengepul, Yuli, sang istri, kini menjadi tulang punggung utama keluarga. Sebelumnya ia berjualan, namun kini, dengan ketulusan dan semangat juang yang luar biasa, Yuli banting setir menjadi tukang pijat serabutan. Setiap tetes keringatnya adalah bukti cinta dan pengorbanan yang tak terhingga demi suami dan anak-anaknya. Kisah Yuli adalah potret nyata ketangguhan seorang ibu, yang tak pernah menyerah meski badai kehidupan menerjang tanpa henti.
KORPRI Hadir Membawa Harapan dan Solusi Berkelanjutan
Melihat kondisi Udin dan keluarganya yang begitu memilukan, hati nurani Ketua DP KORPRI Kuningan, Beni Prihayatno, tergerak. Kunjungan ini bukan sekadar formalitas, melainkan wujud nyata dari kepedulian dan solidaritas Korps abdi negara. Beni tak datang dengan tangan kosong. Sebuah “kadeudeuh” atau bantuan tulus diberikan sebagai bentuk empati dan dukungan moral yang sangat dibutuhkan. Bantuan ini, meski tak seberapa jika dibandingkan dengan besarnya kebutuhan, adalah simbol bahwa mereka tidak sendirian, bahwa ada tangan-tangan yang siap mengulurkan pertolongan.
Namun, kepedulian KORPRI tak berhenti pada bantuan materi semata. Beni Prihayatno menyadari bahwa permasalahan yang dihadapi keluarga Udin membutuhkan solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, langkah konkret pun segera diambil. Pihaknya telah berkoordinasi langsung dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan. Tujuan utamanya jelas: memastikan Kanya, putri Udin, bisa kembali duduk di bangku sekolah, melanjutkan mimpinya yang sempat tertunda. Pendidikan adalah hak setiap anak, dan KORPRI bertekad untuk memperjuangkan hak tersebut.
Tak hanya pendidikan, kesehatan Udin pun menjadi prioritas. Beni menyatakan bahwa Udin akan segera dirujuk untuk pemeriksaan lanjutan melalui Puskesmas Lamepayung-Kuningan. Langkah ini diharapkan dapat memberikan penanganan medis yang lebih intensif dan tepat, demi kualitas hidup Udin yang lebih baik. Penyakit Parkinson dan stroke membutuhkan perawatan jangka panjang, dan KORPRI berkomitmen untuk memastikan Udin mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai.
“Insyaallah kami akan membantu dan koordinasikan dengan SKPD terkait agar ada solusi berkelanjutan, baik untuk pendidikan anak maupun kesehatan Pak Udin,” ujar Beni dengan nada penuh keyakinan. Pernyataan ini bukan sekadar janji, melainkan komitmen nyata dari KORPRI untuk terus mengawal dan mencarikan jalan keluar bagi keluarga Udin. Sinergi antarinstansi pemerintah menjadi kunci dalam mewujudkan harapan tersebut.
Air Mata Haru dan Secercah Asa Baru
Mendengar perhatian dan bantuan yang diberikan, Yuli tak kuasa menahan air mata haru. Beban yang selama ini ia pikul seorang diri, kini terasa sedikit terangkat. “Terima kasih atas kunjungannya. Bantuan ini sangat berarti, bisa kami gunakan untuk berobat dan kebutuhan sehari-hari. Selain itu, semoga putri kami juga bisa kembali sekolah,” ungkap Yuli dengan suara bergetar, penuh rasa syukur.
Ungkapan terima kasih Yuli adalah cerminan dari jutaan orang di luar sana yang mendambakan uluran tangan. Kisah keluarga Udin adalah pengingat bahwa di balik segala hiruk pikuk kehidupan modern, masih banyak individu dan keluarga yang berjuang keras menghadapi cobaan. Kunjungan KORPRI Kuningan ini bukan hanya sekadar memberikan bantuan materi, melainkan juga menumbuhkan kembali harapan, menyalakan kembali semangat yang sempat redup. Ini adalah bukti bahwa semangat gotong royong dan kepedulian sosial masih hidup subur di tengah masyarakat.
Langkah KORPRI Kuningan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi organisasi lain, institusi, maupun individu untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Kepedulian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang sedang dilanda kesulitan, adalah investasi sosial yang tak ternilai harganya. Ini adalah cerminan dari nilai-nilai luhur Pancasila, yang mengajarkan kita untuk selalu berbagi dan saling membantu.
Pemerintah Kabupaten Kuningan, melalui sinergi antar-SKPD, memiliki peran krusial dalam menciptakan jaring pengaman sosial yang kuat. Kasus Udin adalah salah satu dari sekian banyak contoh di mana intervensi pemerintah, melalui lembaga-lembaga seperti KORPRI dan dinas terkait, dapat memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup warganya.
Kisah Udin dan kunjungan KORPRI ini adalah secercah cahaya di tengah kegelapan, sebuah narasi tentang harapan yang tak pernah padam, dan semangat kemanusiaan yang terus menyala. Semoga langkah-langkah konkret yang telah direncanakan dapat segera terwujud, sehingga Udin mendapatkan penanganan kesehatan yang layak, dan Kanya dapat kembali meraih impian pendidikannya. Harapan bagi masa depan keluarga Udin kini berada di tangan sinergi berbagai pihak, membuktikan bahwa kebaikan akan selalu menemukan jalannya.