Sandiwartanews.com – GILIMANUK, Indonesia – Sebuah insiden maritim kembali mengguncang perairan vital Gilimanuk, Bali. Kali ini, Kapal Motor Penumpang (KMP) Agung Samudra 9 yang melayani rute Ketapang menuju Gilimanuk, dilaporkan kandas di posisi strategis, hanya sekitar 0,13 Nautical Mile (NM) dari dermaga Pelabuhan Gilimanuk. Peristiwa yang terjadi pada Senin, 23 Juni 2025, pukul 16.10 WITA ini memicu respons cepat dari seluruh elemen keselamatan dan pencarian, dengan Tim SAR gabungan sigap mengevakuasi puluhan penumpang dan awak kapal yang terancam.
Kejadian kandasnya KMP Agung Samudra 9 ini menggarisbawahi tantangan navigasi di perairan padat lalu lintas tersebut. Meskipun jaraknya tidak terlalu jauh dari dermaga, posisi kandasnya kapal menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keselamatan penumpang dan kelancaran arus logistik antara Jawa dan Bali.
Informasi awal mengenai insiden ini diterima oleh petugas siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar pada pukul 19.45 WITA, berselang beberapa jam setelah kejadian. Sumber informasi berasal dari anggota Pos TNI AL Gilimanuk yang mengabarkan bahwa upaya penarikan kapal secara mandiri telah dilakukan namun menemui kegagalan. Kondisi ini dengan cepat mengindikasikan perlunya bantuan evakuasi segera untuk menghindari potensi bahaya yang lebih besar.
Merespons laporan darurat tersebut, Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana, Dewa Hendri Gunawan, tanpa menunda, langsung mengerahkan delapan personel tim SAR menuju lokasi kejadian. “Proses evakuasi melibatkan Alut RIB 01 Basarnas dan kapal Tanjung Rening milik Polair Polres Jembrana,” terang Dewa Hendri, menjelaskan armada yang digunakan dalam operasi penyelamatan ini. Koordinasi lintas instansi menjadi kunci keberhasilan, memastikan setiap sumber daya dapat dimanfaatkan secara optimal.
Sorti pertama evakuasi dimulai pada pukul 21.29 WITA, menandai dimulainya operasi penyelamatan yang intens. Dalam gelombang pertama ini, sebanyak 13 orang penumpang berhasil dievakuasi menggunakan RIB 01 Basarnas, kemudian dibawa dengan aman menuju Dermaga Teluk Gilimanuk atau yang dikenal juga dengan sebutan Waterby. Hampir bersamaan, speed boat milik Polair Polres Jembrana turut berperan aktif, mengevakuasi 24 orang penumpang lainnya, menunjukkan kecepatan dan efisiensi dalam penanganan situasi darurat ini.
Tidak berselang lama, kurang lebih 40 menit setelah sorti pertama, tim kembali bergerak untuk penjemputan gelombang kedua. Kali ini, 12 orang penumpang berhasil diselamatkan, melengkapi jumlah total penumpang yang berhasil dievakuasi. “Jumlah penumpang tercatat sebanyak 49 orang dan ABK (Anak Buah Kapal) 24 orang,” jelas Dewa Hendri, mengonfirmasi data lengkap mengenai jumlah orang di atas kapal saat kejadian. Proses evakuasi berlangsung tertib dan terkendali, berkat profesionalisme tim SAR gabungan.
Selama operasi evakuasi berlangsung, fokus utama adalah memastikan keselamatan seluruh penumpang dan awak kapal. Meskipun kondisi perairan Gilimanuk dikenal cukup dinamis, kerja sama dan koordinasi yang apik antarinstansi menjadi faktor penentu keberhasilan. Penumpang yang telah dievakuasi segera mendapatkan penanganan awal dan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi mereka stabil setelah insiden tersebut.
Setelah seluruh penumpang dan sebagian besar awak kapal berhasil dievakuasi dengan aman, perhatian kemudian beralih ke upaya penarikan KMP Agung Samudra 9 yang kandas. Upaya ini membuahkan hasil positif pada pukul 22.22 WITA, ketika KMP Agung Samudra 9 akhirnya berhasil ditarik oleh KMP Agung Samudra 18. Keberhasilan penarikan ini menjadi lega bagi semua pihak, menandakan bahwa kapal dapat kembali berfungsi setelah pemeriksaan lebih lanjut.
Kedua kapal, KMP Agung Samudra 9 dan KMP Agung Samudra 18, kemudian perlahan bergerak menuju dermaga. Mereka akhirnya berhasil sandar dengan aman di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk pada Selasa, 24 Juni 2025, pukul 00.17 WITA. Pendaratan yang aman ini menandai berakhirnya operasi SAR yang panjang dan menegangkan, menegaskan komitmen tinggi dalam menjaga keselamatan pelayaran.
Operasi SAR yang sukses ini melibatkan partisipasi aktif dan koordinasi yang solid dari berbagai unsur SAR. Mereka adalah Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana sebagai komando utama operasi, didukung penuh oleh TNI AL Pos Gilimanuk, Polair Polres Jembrana, dan Polsek KP3 Gilimanuk yang memastikan keamanan dan ketertiban di lokasi.
Selain itu, Syahbandar Gilimanuk dan ASDP Gilimanuk turut berperan penting dalam aspek regulasi dan operasional pelabuhan. SROP Gilimanuk memastikan kelancaran komunikasi maritim, sementara Polair Polda Bali dan BPTD Gilimanuk memberikan dukungan kekuatan dan teknis yang krusial. Brimob Kompi C Gilimanuk turut hadir untuk pengamanan, sementara PMI Jembrana dan Potensi SAR 115 siap memberikan bantuan medis dan logistik. Tidak ketinggalan, Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Denpasar juga turut serta untuk memastikan aspek kesehatan dan kebersihan, terutama dalam penanganan para penumpang yang dievakuasi.
Keberhasilan evakuasi KMP Agung Samudra 9 yang kandas di perairan Gilimanuk ini menjadi bukti nyata kesigapan dan sinergi antarlembaga dalam menghadapi situasi darurat di laut. Insiden ini juga menjadi pengingat penting akan perlunya kewaspadaan dan pemeliharaan rutin terhadap sarana transportasi laut guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Pengelolaan risiko dan respons cepat menjadi kunci untuk memastikan keselamatan setiap pelayaran, terutama di jalur-jalur vital seperti Gilimanuk.