Sandiwartanews.com – DENPASAR, Bali – Gemuruh ombak pagi yang memecah keheningan perairan Teluk Benoa pada Jumat, 20 Juni 2025, bukan sekadar melodi alam biasa. Di tengah kilauan mentari yang mulai naik, ratusan pasang tangan tangguh, berbalut semangat kebersamaan, bergerak serentak. Mereka bukan sedang berlomba, melainkan bahu-membahu dalam sebuah misi mulia: membersihkan jantung biru Bali dari ancaman sampah yang menggerogoti. Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79 yang jatuh pada tanggal 1 Juli mendatang, Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Bali menggagas sebuah inisiatif monumental bertajuk “Sapu Bersih Sampah di Laut”, sebuah kegiatan yang tak hanya menyentuh fisik laut, namun juga menggetarkan sanubari kepedulian.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Pukul 09.00 WITA, tanpa komando verbal yang berlebihan, aksi bersih-bersih ini dimulai. Fokus utama operasi ini menyasar perairan dan kawasan strategis di sekitar Dermaga Timur dan Barat Pelabuhan Benoa. Pemilihan lokasi ini bukan tanpa alasan. Pelabuhan Benoa, sebagai gerbang maritim vital Bali, kerap menjadi titik akumulasi sampah, baik dari aktivitas kapal maupun limpahan dari daratan. Oleh karena itu, membersihkan area ini berarti memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan ekosistem laut yang lebih luas.

Sinergi Multidimensi: Kekuatan Kolaborasi Penjaga Laut

Yang membuat kegiatan ini semakin istimewa adalah sinergi luar biasa yang terjalin. Ditpolairud Polda Bali tidak bergerak sendiri. Mereka merangkul sejumlah pemangku kepentingan (stakeholder) pelabuhan Benoa yang memiliki visi serupa: menjaga kelestarian laut. Barisan pasukan kebersihan ini diperkuat oleh personel Polsek KP3 Pelabuhan Benoa, yang sehari-hari menjaga keamanan di area pelabuhan; jajaran TNI AL, pilar pertahanan maritim Indonesia; KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan), regulator lalu lintas laut; Dinas Navigasi, yang memastikan keselamatan pelayaran; Departemen Kesehatan, yang tak hanya peduli pada kesehatan manusia namun juga lingkungan yang menopangnya; Basarnas Denpasar, sang penyelamat di tengah badai; serta dukungan medis yang tak ternilai dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, yang menunjukkan bahwa kesehatan laut erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat.

Kehadiran berbagai instansi ini bukan hanya menambah jumlah personel, namun juga memperkaya perspektif dan keahlian dalam penanganan sampah laut. Ada yang fokus pada pengangkatan sampah di permukaan air, ada yang membersihkan di sekitar bibir dermaga, ada pula yang sigap memberikan pertolongan pertama jika terjadi insiden. Ini adalah potret nyata dari gotong royong modern, di mana setiap elemen masyarakat, dari aparat penegak hukum hingga akademisi, bersatu demi tujuan yang lebih besar.

Komitmen Lingkungan dan Respons Positif Masyarakat

Di sela-sela kesibukan memilah dan mengangkut sampah, Dirpolairud Polda Bali, Kombes Pol. Nurodin, S.I.K., M.H., menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah implementasi nyata dari program unggulan Kabaharkam Polri. “Ini adalah wujud komitmen kami untuk menjaga kelestarian lingkungan laut, khususnya dalam mengurangi pencemaran akibat sampah plastik yang kian mengkhawatirkan,” tegas Kombes Pol. Nurodin dengan sorot mata penuh kepedulian.

Beliau menjelaskan, inisiatif ini mendapat sambutan yang sangat positif dari masyarakat. Antusiasme terlihat jelas dari partisipasi aktif berbagai pihak dan senyum tulus yang terpancar di wajah para relawan. Personel Ditpolairud bersama para mitra kerja dengan telaten menyusuri setiap jengkal perairan dan bibir dermaga, memunguti setiap potongan plastik, botol bekas, styrofoam, dan berbagai jenis sampah lain yang mengotori ekosistem laut. Mereka tidak hanya melihat sampah sebagai limbah, tetapi sebagai luka pada tubuh laut yang harus segera disembuhkan.

Hasilnya? Sangat mencengangkan. “Selama pelaksanaan kegiatan ini, kami berhasil mengumpulkan sekitar 50 karung sampah plastik,” ujar Kombes Pol. Nurodin. Jumlah ini adalah bukti konkret betapa masifnya masalah sampah di laut, sekaligus cerminan keberhasilan aksi kolektif ini. Sampah-sampah yang terkumpul kemudian dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung untuk pengelolaan lebih lanjut. Proses ini memastikan bahwa sampah tidak hanya berpindah tempat, namun benar-benar ditangani sesuai prosedur lingkungan.

Lebih dari Sekadar Bersih-Bersih: Simbol Kebersamaan dan Harapan Masa Depan

Lebih jauh, Dirpolairud menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar rutinitas bersih-bersih biasa. “Kegiatan ini tidak hanya menjadi bentuk kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga menjadi simbol nyata semangat kebersamaan antara instansi pemerintah dan masyarakat dalam menyambut Hari Bhayangkara ke-79,” jelasnya. Hari Bhayangkara, yang merupakan hari lahirnya Kepolisian Nasional Republik Indonesia, dimaknai dengan aksi-aksi nyata yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat dan lingkungan.

Makna simbolis ini sangat penting. Di tengah berbagai tantangan global, termasuk krisis iklim dan pencemaran lingkungan, sinergi antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci. Aksi “Sapu Bersih Sampah di Laut” ini mengirimkan pesan kuat bahwa kepolisian, sebagai pengayom masyarakat, tidak hanya bertugas menjaga keamanan dan ketertiban, namun juga menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian alam, yang merupakan penopang kehidupan.

Kombes Pol. Nurodin berharap, melalui program semacam ini, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan laut akan semakin meningkat. “Kami berharap, kesadaran ini tidak hanya sesaat, namun menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari. Laut adalah masa depan kita, dan menjaga kebersihannya adalah investasi untuk generasi mendatang,” pungkasnya.

Bayangan karung-karung sampah yang berhasil diangkat dari laut Benoa menjadi monumen bisu dari masalah besar yang harus dihadapi. Namun, di sisi lain, tawa riang dan semangat gotong royong yang terpancar dari wajah para peserta juga menjadi penanda harapan. Bahwa di tengah berbagai tantangan, ada kekuatan kolaborasi yang mampu mengubah, membersihkan, dan membangun asa baru bagi laut biru Bali. Aksi ini adalah langkah kecil yang menciptakan riak besar, menginspirasi lebih banyak pihak untuk peduli, dan merajut benang-benang persatuan demi kelestarian alam Indonesia. Selamat Hari Bhayangkara ke-79, semoga semangat pengabdian dan kepedulian terus menyala!