Sandiwartanews.com Kuningan – Pemerintah Kabupaten Kuningan bergerak cepat mengambil langkah tegas setelah muncul permintaan tolong dari luar negeri yang menggemparkan publik. DS (25), warga Desa Galaherang, Kecamatan Maleber, bersama istrinya NAS (30) serta sejumlah rekannya, diketahui menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja. Situasi darurat itu membuat Bupati Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si dan Kapolres Kuningan AKBP Muhammad Ali Akbar, M.Si turun tangan langsung mengawal operasi penyelamatan lintas negara tersebut.

Kasus ini terungkap setelah beredar video berdurasi 2 menit 19 detik yang memperlihatkan DS serta rekan-rekannya berada dalam ruangan gelap. Raut wajah mereka di penuhi ketakutan dan suara lirih penuh harap terdengar berulang: “Kami ingin pulang, Pak… mohon bantuannya.” Video itu menjadi bukti visual yang menggugah hati warga Kuningan dan menarik perhatian nasional.

Bupati Kuningan membenarkan bahwa ia pertama kali di hubungi DS melalui panggilan video. Dari sambungan itu, tampak kondisi korban yang sangat memprihatinkan. “Yang membuat kami miris, korban diperlakukan tidak manusiawi. Ada yang luka hingga dijahit. Saat video call saya lihat lutut DS masih mengeluarkan darah,” ungkap Bupati bersama Kapolres pada Minggu (7/12/2025).

Informasi sementara menunjukkan bahwa DS berangkat ke Kamboja setelah menerima tawaran sebagai admin judi online. Namun setibanya di sana, kondisi kerja jauh berbeda dari janji awal. DS dan rekan-rekannya mengalami tekanan fisik, mental, hingga kekerasan ketika mencoba melarikan diri. DS dipukul dengan batang besi, mengakibatkan luka robek di kepala dan memar di kaki. NAS mengalami tekanan psikologis berat meski luka fisiknya tidak separah suaminya.

Bupati, Kapolres, dan Jaringan Nasional Bergerak Serentak

Mendapati fakta tersebut, Bupati Kuningan segera melakukan koordinasi intens dengan Kapolres Kuningan. Tak hanya itu, keduanya juga menghubungi Andi Gani Nena Wea, SH., MH., Presiden KSPSI sekaligus Penasehat Kapolri. Andi Gani kemudian menghubungi Presiden Buruh Kamboja, Mr. Chin, untuk membuka jalur komunikasi dengan aparat Kamboja dan KBRI.

“Pemkab Kuningan tidak tinggal diam. Kami membuka koordinasi multilapis mulai dari kepolisian, organisasi buruh, hingga jalur di plomatik internasional. Fokus kami hanya satu: keselamatan warga Kuningan,” tegas Bupati.

Selain pemantauan kondisi DS dan NAS, pemerintah daerah juga memastikan keberadaan korban lain yang kemungkinan berasal dari daerah berbeda. Langkah ini penting mengingat TPPO merupakan kejahatan jaringan internasional yang sering memanfaatkan lowongan kerja palsu sebagai modus perekrutan.

Peran Kapolres Kuningan: Fasilitasi Pelaporan hingga ke Bareskrim

Sementara itu, Kapolres Kuningan AKBP Muhammad Ali Akbar menegaskan bahwa pihaknya telah menerima laporan resmi dari keluarga korban. Karena locus kejadian berada di luar negeri, Polres Kuningan akan memfasilitasi pelaporan ke Bareskrim Polri, tepatnya Direktorat Tindak Pidana Tertentu dan Satgas TPPO.

“Kami telah menjalin komunikasi dengan Dit Tipidter dan Satgas TPPO. Penanganan semacam ini harus terkoordinasi dengan baik karena melibatkan yurisdiksi internasional,” kata Kapolres.

Menurutnya, laporan keluarga menjadi dasar proses hukum, sementara koordinasi dengan aparat pusat diperlukan untuk mempercepat langkah penyelamatan di luar negeri. Dengan demikian, setiap perkembangan dapat dipantau secara real time dan koordinasi dapat berjalan tanpa hambatan.

Kondisi Korban: Kekerasan, Eksploitasi, dan Trauma Berat

Dari kesaksian awal, DS dan rekan-rekannya mengalami eksploitasi dalam pekerjaan ilegal sebagai admin judi online. Mereka ditempatkan dalam ruangan tertutup, dibatasi ruang geraknya, serta menghadapi pengawasan ketat. Ketika mencoba melarikan diri, DS menjadi sasaran kekerasan fisik menggunakan batang besi. Ia mengalami luka robek di kepala yang harus dijahit, serta memar di kaki.

NAS, yang berada dalam kondisi serba terbatas, mengalami tekanan mental dan psikologis akibat ancaman para pelaku. Meski tidak mengalami luka fisik seberat suaminya, trauma psikologis yang dialaminya menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan aparat kepolisian.

Imbauan Tegas Bupati: Jangan Tergiur Janji Gaji Besar di Luar Negeri

Melihat kembali pola kejadian, Bupati Kuningan mengingatkan masyarakat agar tidak mudah tergiur tawaran pekerjaan ke luar negeri yang tidak jelas asal-usulnya atau tidak melalui prosedur resmi. “Kami meminta camat dan kepala desa untuk lebih aktif melakukan sosialisasi pencegahan TPPO,” tegas Bupati.

Ia menambahkan bahwa calon pekerja migran wajib memeriksa legalitas perusahaan penyalur tenaga kerja, memahami prosedur resmi keberangkatan, dan berkonsultasi dengan Dinas Tenaga Kerja sebelum memutuskan pergi bekerja ke luar negeri.

Edukasi Sandiwartanews.com: Waspadai Modus TPPO yang Semakin Canggih

Redaksi Sandiwartanews.com mengingatkan bahwa TPPO adalah kejahatan terorganisasi yang terus berkembang. Beberapa modus perekrutan yang sering digunakan antara lain:

1. Tawaran gaji tinggi tanpa proses seleksi jelas

2. Keberangkatan mendadak tanpa pelatihan

3. Penahanan dokumen oleh perekrut

4. Lowongan “admin game”, “operasional online”, atau “trader” di luar negeri

5. Tidak adanya kontrak kerja resmi atau keterangan perusahaan yang dapat diverifikasi

Jika menemukan tawaran mencurigakan, masyarakat diimbau segera melapor ke perangkat desa, Disnaker, atau kepolisian.

Pemkab Kuningan Pastikan Pengawalan Hingga Korban Tiba di Tanah Air

Pemerintah Kabupaten Kuningan memastikan akan mengawal proses pemulangan korban hingga benar-benar tiba di rumah masing-masing. Setelah kepulangannya, korban akan mendapatkan:

  • Pemeriksaan medis
  • Pendampingan psikologis
  • Bantuan hukum bila diperlukan
  • Pengawasan perlindungan keluarga

Kasus ini menjadi pengingat bahwa TPPO tidak boleh dianggap sepele. Kejahatan ini memanfaatkan celah ekonomi, ketidaktahuan, serta kebutuhan pekerjaan. Pemerintah daerah menegaskan komitmennya untuk memperkuat pencegahan, sosialisasi, dan koordinasi lintas sektor.

Operasi pemulangan warga Kuningan dari Kamboja masih terus berjalan. Harapan besar tertuju pada keselamatan DS, NAS, dan para korban lainnya. Pemerintah daerah, Kepolisian, hingga jaringan internasional terus bekerja memastikan bahwa warga Kuningan dapat kembali ke rumah dalam keadaan selamat.