Scroll Untuk Lanjut Membaca


Sandiwartanews.com — Jakarta Timur berduka pada Minggu, 6 Juli 2025. Hujan deras di hulu Bogor menyebabkan Kali Ciliwung meluap dan mengirimkan air bah ke permukiman padat penduduk di Kebon Pala, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara. Banjir kiriman ini dilaporkan mencapai ketinggian nyaris dua meter di beberapa titik, khususnya di wilayah RT 11, RT 12, dan RT 13 RW 04, Kebon Pala. Dampak yang signifikan ini segera memicu respons cepat dari berbagai pihak, salah satunya adalah Direktorat Samapta Polda Metro Jaya.

Personel Samapta Dikerahkan, Fokus Utama Keselamatan Jiwa Warga

Direktorat Samapta Polda Metro Jaya tak tinggal diam melihat kondisi ini. Sejumlah personel sigap diterjunkan untuk membantu warga yang terdampak. Direktur Samapta Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yully Kurniawan, menjelaskan bahwa pengerahan personel tidak hanya bertujuan untuk memantau situasi, melainkan juga untuk secara aktif membantu proses evakuasi dan memastikan keselamatan warga.

“Total ada 10 personel dikerahkan dengan dukungan sarana dan prasarana evakuasi berupa 1 unit perahu kano, 1 truk SAR, 1 unit ring buoy, 10 life vest, dan kendaraan operasional,” terang Kombes Pol Yully Kurniawan.

Fokus utama operasi ini, menurut Yully, adalah keselamatan jiwa dan pencegahan risiko yang lebih jauh. Tim gabungan terus berjibaku di lapangan untuk mengevakuasi ratusan warga yang terjebak banjir. Petugas tampak bersemangat menyusuri gang-gang sempit dan rumah-rumah yang terendam demi menjangkau setiap individu yang membutuhkan pertolongan.

Evakuasi Terfokus pada Kelompok Rentan: Lansia, Balita, dan Anak-anak

Prioritas utama dalam proses evakuasi adalah kelompok rentan. Petugas Samapta Polda Metro Jaya secara khusus membantu lansia, balita, dan anak-anak untuk berpindah ke tempat yang lebih aman. Kondisi banjir yang cukup tinggi tentu menjadi tantangan tersendiri, namun kesigapan dan pengalaman petugas membuat proses evakuasi berjalan efektif.

Ratusan Jiwa Mengungsi di Posko Darurat

Dampak banjir yang parah membuat banyak warga harus mengungsi. Kombes Pol Yully Kurniawan merinci jumlah pengungsi yang telah terdata. “Pengungsi ada 254 jiwa, di antaranya di SDN Kampung Melayu terdapat pengungsi 33 KK, terdiri dari 59 dewasa, 18 lansia, 35 anak-anak, dan 13 balita,” jelasnya.

Selain itu, Aula Masjid Ittihadul Ikhwan RW 8 juga difungsikan sebagai posko pengungsian. Di lokasi ini, terdata 41 KK yang terdiri dari 73 dewasa, 12 lansia, 31 anak-anak, dan 13 balita. Posko-posko ini dilengkapi dengan fasilitas seadanya untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, meskipun tantangan logistik tetap ada mengingat skala bencana.

Tantangan di Lapangan: Sebagian Warga Memilih Bertahan

Meski upaya evakuasi terus dilakukan, Kombes Pol Yully Kurniawan mengakui bahwa masih ada beberapa warga yang memilih untuk bertahan di lokasi. “Ada juga yang memutuskan untuk mengungsi ke saudara-saudaranya,” tambahnya. Keputusan ini seringkali didasari oleh berbagai pertimbangan, termasuk kekhawatiran terhadap harta benda atau keyakinan bahwa banjir akan segera surut. Namun, petugas terus memberikan edukasi dan imbauan agar warga memprioritaskan keselamatan.

Personel Samapta yang siaga di lokasi terus melakukan patroli menyusuri area rawan banjir serta membantu proses evakuasi warga yang masih bertahan, khususnya bagi mereka yang akhirnya memutuskan untuk mengungsi setelah kondisi air semakin tinggi.

Imbauan Waspada Hujan Susulan dan Potensi Banjir Kiriman

Di penghujung keterangannya, Kombes Pol Yully Kurniawan tak lupa menyampaikan imbauan penting kepada seluruh warga. “Saya menghimbau agar warga tetap waspada terhadap hujan susulan dengan potensi banjir kiriman,” tegasnya. Kewaspadaan ini sangat penting mengingat kondisi geografis Jakarta yang rentan terhadap kiriman air dari wilayah hulu.

Beberapa langkah antisipatif yang ditekankan oleh Yully meliputi:

  • Segera mengevakuasi jika air terus naik dan situasi tidak aman.
  • Memadamkan listrik jika rumah tergenang air untuk menghindari korsleting dan bahaya sengatan listrik.
  • Mematuhi arahan petugas di lapangan yang bertugas membantu dan mengarahkan warga ke lokasi aman.

Kejadian banjir ini menjadi pengingat penting bagi kita semua akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di musim penghujan. Kolaborasi antara masyarakat, aparat keamanan, dan pemerintah daerah adalah kunci untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Diharapkan, proses pemulihan pasca-banjir dapat berjalan cepat dan lancar, serta warga dapat kembali beraktivitas dengan normal.