Sandiwartanews.com – Cilangkap, Jakarta Timur – Di tengah gejolak geopolitik yang memanas di Timur Tengah, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan sigap menyatakan kesiapan penuhnya untuk menjalankan salah satu misi kemanusiaan terpenting dalam sejarah modern Indonesia: mengevakuasi ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) dari pusaran konflik yang terus bergolak antara Iran dan Israel. Langkah strategis ini bukan sekadar respons cepat terhadap krisis, melainkan penegasan komitmen tak tergoyahkan TNI dalam mengemban tugas negara, khususnya di ranah perlindungan warga negara dan bantuan kemanusiaan di kancah internasional.
Instruksi Langsung Panglima, Sinergi Lintas Sektor Adalah Kunci
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, dalam pernyataan tegasnya, telah menginstruksikan seluruh jajaran untuk mempererat koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait. Instruksi ini mencakup seluruh spektrum operasi, mulai dari perencanaan matang yang melibatkan analisis risiko dan logistik, hingga pelaksanaan di lapangan yang membutuhkan kecepatan, ketepatan, dan adaptasi terhadap dinamika situasi. “Setiap detail harus diperhitungkan. Keselamatan WNI adalah prioritas utama,” tegas Jenderal Agus, menekankan bahwa TNI telah menyiagakan unsur-unsur pendukung yang diperlukan, siap bergerak sesuai perkembangan situasi dan kebutuhan yang muncul dari pemerintah.
Kesiapan ini tidak hanya tercermin dalam kesiagaan personel, tetapi juga dalam persiapan logistik dan sarana prasarana yang memadai. Tim khusus telah dibentuk untuk memantau situasi di Iran dan Israel secara real-time, memastikan bahwa setiap keputusan evakuasi didasarkan pada informasi terkini dan analisis mendalam. Sinergi antara Kementerian Luar Negeri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Perhubungan, dan pihak-pihak terkait lainnya menjadi kunci utama keberhasilan operasi masif ini. Seluruh pemangku kepentingan berkomitmen untuk bergerak serentak, membentuk sebuah mata rantai komando dan koordinasi yang solid demi kelancaran evakuasi.
Wujud Kehadiran Negara di Tengah Krisis Global
Pada Kamis, 19 Juni 2025, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi, dalam konferensi persnya di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, menggarisbawahi urgensi misi ini. Dengan nada tegas, Mayjen Kristomei menyatakan, “Melindungi WNI di luar negeri adalah wujud nyata kehadiran negara dalam situasi darurat. Ini adalah amanat konstitusi yang harus kami laksanakan dengan penuh dedikasi.”
Mayjen Kristomei merujuk pada Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, yang secara eksplisit menyatakan tugas TNI untuk “membantu dalam melindungi dan menyelamatkan Warga Negara serta kepentingan nasional di luar negeri.” Penegasan ini bukan sekadar formalitas hukum, melainkan pijakan filosofis yang mengukuhkan peran TNI sebagai pelindung rakyat, tidak hanya di dalam batas geografis negara, tetapi juga di tengah pusaran konflik internasional yang tak terduga.
“TNI siap menjalankan tugas ini dengan penuh tanggung jawab, demi melindungi rakyat, bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga di tengah konflik internasional,” ujar Mayjen Kristomei, menunjukkan keseriusan dan kesiapan matang prajurit TNI untuk menghadapi tantangan operasional yang kompleks di wilayah rawan. Pernyataan ini sekaligus memberikan ketenangan bagi keluarga WNI yang cemas menunggu kabar keselamatan sanak saudara mereka di luar negeri.
Data Akurat, Fokus pada Kelompok Rentan
Berdasarkan data terkini dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, total WNI yang berada di Iran dan Israel mencapai 578 orang. Rinciannya, 386 WNI berada di Iran dan 192 WNI di Israel. Angka ini mencerminkan keberadaan komunitas diaspora Indonesia yang cukup signifikan di kedua negara tersebut, mulai dari para pekerja migran, diplomat, hingga akademisi.
Dari total tersebut, sebanyak 115 WNI di Iran dan 11 WNI di Israel telah secara sukarela menyatakan kesediaannya untuk dievakuasi. Angka ini kemungkinan besar akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya ketegangan dan kekhawatiran akan eskalasi konflik. Mayoritas dari WNI yang bersedia dievakuasi adalah pelajar dan mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di berbagai institusi pendidikan tinggi. Keberadaan mereka di wilayah-wilayah yang kini dikategorikan rawan menjadi perhatian utama pemerintah. “Prioritas kami adalah memastikan keselamatan mereka, terutama yang berada di zona merah,” jelas seorang pejabat Kementerian Luar Negeri yang enggan disebut namanya.
Operasi Evakuasi Skala Besar: Tim Gabungan dan Rute Strategis
Rencana evakuasi WNI dari Iran dan Israel akan melibatkan Tim Crisis Response Team (CRT) yang terdiri dari 34 personel gabungan TNI. Tim ini adalah perwujudan dari profesionalisme TNI, yang telah dilatih secara khusus untuk menghadapi situasi darurat di medan berbahaya. Mereka dilengkapi dengan keahlian medis, logistik, dan keamanan, siap untuk memberikan bantuan langsung kepada WNI yang dievakuasi.
Jadwal evakuasi akan dilaksanakan sesegera mungkin, dengan mempertimbangkan perkembangan situasi keamanan di lapangan. Fleksibilitas dan adaptasi menjadi kunci dalam menentukan waktu yang paling tepat untuk memulai operasi. Untuk WNI yang dievakuasi dari Iran, rute yang telah disiapkan adalah perjalanan darat menuju Baku, Azerbaijan, dengan estimasi waktu tempuh sekitar 30 jam. Pemilihan rute ini didasarkan pada pertimbangan keamanan dan ketersediaan infrastruktur logistik. Sesampainya di Baku, para WNI akan transit selama dua malam. Masa transit ini akan dimanfaatkan untuk pemulihan fisik dan mental, serta persiapan administrasi sebelum melanjutkan penerbangan pulang ke Tanah Air dengan pesawat komersial.
Sementara itu, evakuasi WNI dari Israel direncanakan akan melalui Amman, Yordania, sebelum diberangkatkan melalui jalur udara. Pemilihan Yordania sebagai titik transit strategis mengingat kedekatannya dengan Israel dan stabilitas politiknya, yang memungkinkan kelancaran proses evakuasi. Seluruh proses evakuasi akan dilakukan dengan pengawasan ketat dan standar keamanan tertinggi untuk memastikan keselamatan setiap individu.
TNI: Profesional, Adaptif, dan Responsif
Sebagai bagian integral dari sistem pertahanan negara yang profesional, adaptif, dan responsif, TNI senantiasa mengedepankan sinergi lintas instansi, baik dalam maupun luar negeri. Pendekatan kolaboratif ini bukan hanya memfasilitasi kelancaran operasi evakuasi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di mata dunia sebagai negara yang bertanggung jawab terhadap warganya.
“Perlindungan terhadap warga negara Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri, adalah bagian dari tugas konstitusional yang diemban, dan akan terus dilaksanakan secara maksimal dalam kerangka kepentingan nasional,” tegas TNI. Komitmen ini menunjukkan bahwa TNI tidak hanya siap menghadapi ancaman militer, tetapi juga siap mengemban misi kemanusiaan yang menantang, menunjukkan kemampuannya sebagai kekuatan multifungsi yang berdedikasi penuh untuk rakyat dan negara. Misi evakuasi ini akan menjadi bukti nyata kapasitas TNI dalam menjaga marwah bangsa dan memastikan bahwa setiap WNI, di mana pun mereka berada, senantiasa merasakan kehadiran dan perlindungan negara.