
Jakarta — Sandiwartanews.com – Fast Respon Indonesia Center (FRIC) terus menegaskan eksistensinya sebagai wadah organisasi perkumpulan wartawan yang berperan aktif dalam mendukung sekaligus memonitor kinerja Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di seluruh wilayah Nusantara. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan membangun sinergi antara insan pers dan institusi kepolisian, khususnya dalam menjaga profesionalisme, integritas, serta kepercayaan publik terhadap Polri.
Ketua Umum Fast Respon Indonesia Center, H. Dian Surahman, menyampaikan bahwa FRIC hadir sebagai bentuk kepedulian insan pers terhadap pentingnya peran Polri dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan penegakan hukum di Indonesia. Menurutnya, FRIC tidak hanya berfungsi sebagai pendukung, tetapi juga sebagai bagian dari mekanisme kontrol sosial yang konstruktif.
“Fast Respon Indonesia Center terbentuk untuk mendukung kinerja Polri sekaligus melakukan monitoring terhadap pelaksanaan tugas kepolisian di seluruh Nusantara. Hasil monitoring tersebut disampaikan melalui pemberitaan yang bertanggung jawab, dan bila diperlukan akan diteruskan langsung kepada pimpinan tertinggi Polri,” ujar Dian dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (14/12/2025).
Dian menegaskan bahwa keberadaan FRIC sebagai organisasi wartawan telah mendapatkan pengakuan dari Markas Besar (Mabes) Polri. Pengakuan tersebut, kata dia, menjadi landasan kuat bagi FRIC untuk menjalankan perannya secara profesional, objektif, dan berimbang, sesuai dengan prinsip serta kode etik jurnalistik.
Sebagai wadah monitoring dan kontrol sosial, FRIC menempatkan diri untuk ikut menjaga marwah dan citra Polri. Dian menekankan bahwa organisasi yang dipimpinnya tidak membenarkan adanya perilaku menyimpang oleh oknum kepolisian yang dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri secara keseluruhan.
“Apabila ditemukan adanya oknum Polri yang merusak citra dan nama baik institusi, saya minta segera dilaporkan. Kita akan sampaikan langsung kepada Kapolri. Tidak boleh ada perilaku segelintir oknum yang mencederai marwah dan kehormatan Polri,” tegas Dian.
Menurutnya, sikap tegas tersebut bukan dimaksudkan untuk menjatuhkan Polri, melainkan sebagai bentuk kepedulian agar institusi kepolisian tetap berjalan pada koridor profesionalisme dan integritas. Ia menilai, kritik yang disampaikan secara objektif dan berdasarkan fakta justru menjadi bagian penting dalam proses pembenahan dan peningkatan kualitas pelayanan Polri kepada masyarakat.
Lebih lanjut, Dian menjelaskan bahwa FRIC mendorong seluruh pengurus dan ketua wilayah untuk aktif melakukan pemantauan terhadap kinerja Polri di daerah masing-masing. Monitoring tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran utuh mengenai pelaksanaan tugas kepolisian di lapangan, baik yang bersifat positif maupun yang memerlukan evaluasi.
“Kepada seluruh ketua wilayah dan pengurus, saya instruksikan untuk mendukung dan memonitor kinerja Polri di wilayahnya masing-masing. Ini merupakan bagian dari sinergi yang telah menjadi atensi pimpinan Polri,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa FRIC merupakan wadah yang diakui oleh Mabes Polri, sehingga keanggotaan di dalamnya tidak bersifat terbuka tanpa seleksi. Dian menyebut, hanya mereka yang solid, memiliki komitmen, serta menjunjung tinggi etika jurnalistik yang dapat bergabung dan berkontribusi di FRIC.
“FRIC bukan sekadar organisasi biasa. Yang boleh bergabung hanyalah mereka yang solid dan memiliki komitmen yang sama. Saat ini, ratusan media dan jurnalis telah tergabung dalam FRIC dengan satu tujuan besar, yakni mendukung Polri agar semakin presisi dan dipercaya masyarakat,” katanya.
Dalam pandangan Dian, konsep Polri Presisi tidak hanya menjadi tanggung jawab internal institusi kepolisian, tetapi juga memerlukan dukungan dan pengawasan dari masyarakat, termasuk insan pers. Oleh karena itu, FRIC mengambil posisi sebagai mitra strategis yang menjembatani informasi dari lapangan kepada pimpinan Polri secara berjenjang dan bertanggung jawab.
Dian menambahkan bahwa FRIC akan terus mendorong pemberitaan yang objektif, faktual, dan berimbang. Setiap informasi yang disampaikan oleh anggota FRIC diharapkan tidak bersifat tendensius, tidak menghakimi, serta tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah, sebagaimana diatur dalam kode etik jurnalistik.
“Tujuan utama kita adalah bagaimana Polri semakin presisi, semakin dipercaya masyarakat, dan mampu berperan maksimal dalam menciptakan situasi yang aman dan kondusif. Pers memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi yang benar, sehingga kepercayaan publik dapat terus terjaga,” ujar Dian.
Ia juga berharap, melalui keberadaan FRIC, hubungan antara Polri dan insan pers dapat terjalin semakin harmonis. Menurutnya, pers yang profesional dan Polri yang terbuka terhadap kritik merupakan kombinasi penting dalam memperkuat demokrasi serta penegakan hukum di Indonesia.
Dengan ratusan media dan jurnalis yang tergabung, FRIC berkomitmen untuk terus menjalankan fungsi monitoring dan kontrol sosial secara konsisten. Dian menegaskan, FRIC akan tetap berada di posisi tengah, yakni mendukung setiap langkah positif Polri, sekaligus menyampaikan kritik yang membangun apabila ditemukan hal-hal yang perlu diperbaiki.
“FRIC hadir bukan untuk mencari kesalahan, melainkan untuk memastikan bahwa Polri semakin baik dari waktu ke waktu. Ketika Polri kuat dan dipercaya, maka stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat juga akan semakin terjaga,” pungkasnya.
Melalui peran tersebut, Fast Respon Indonesia Center menegaskan komitmennya sebagai organisasi wartawan yang berkontribusi aktif dalam mendukung kinerja Polri, menjaga marwah institusi, serta memperkuat kepercayaan publik demi terciptanya situasi nasional yang aman dan kondusif.



